Senja Sedang Menjadi Ibu
El, di tempat kerjaku
sore ini, senja sepertinya sedang menjadi Ibu yang berkali-kali mengingatkan
aku untuk setia. Seperti kebiasaan Beliau saat di rumah, nama perempuan yang Ia
sebut adalah kamu. Dan tak ada salahnya jika sebelum pulang kerja ini, aku
menyempatkan sedikit waktuku untuk menuliskan beberapa paragraf kecil buatmu.
Tentang beberapa pertanyaan dan pernyataan yang mungkin sedang El tunggu. Sama
seperti surat balasan yang kamu kirimkan beberapa hari lalu, aku menunggunya.
Kabar El baik, kan?
Ini pertanyaan awal yang
selalu ingin kujawab sendiri, "Iya, kabarku baik-baik saja..." Semoga
saja kenyataannya sesuai dengan harapanku.
Pekerjaan lancar?
Sebelum kau membalas
surat ini dengan pertanyaan yang sama, kukabarkan bahwa pekerjaanku baik-baik
saja. Meski ada sedikit ganjalan masalah hati. Biasalah, namanya juga jarak,
pasti punya ribuan cara untuk membisikkan hal-hal indah selain kamu. Dan kamu
tak perlu khawatir tentang hal itu. Seperti yang aku bilang sebelum-sebelumnya,
aku dilahirkan di dunia ini hanya untuk mengucapkan "I Love You" ke
kamu, barangkali seperti itu. :)
Masih ingat lyric Your
Call-nya Secondhand Serenade yang itu? Kesukaan El, Kan?
Di paragraf terakhir
ini, El, aku hanya ingin menyampaikan perihal sederhana, yang mungkin juga akan
kau dengar kelak di usia kita yang sudah memasuki kepala lima. Aku masih
mencintamu. Dan jika kamu ada waktu luang, sempatkan membalas suratku ini. Tak
perlu menuliskan banyak hal. Aku hanya ingin membaca empat kata saja darimu.
"Aku juga masih mencintaimu", cukup.
Jadilah angin peniup
yang selalu menerbangkan mimpi besarku, Sayang, sekencang apapun itu. Untuk
kita, dan sesuatu yang sering kita sebut Kelak.
I Love You... :*
Oleh: @penagenic untuk
@elwa_
Diambil dari: http://penagenic.blogspot.com/
---
Rindu Berbalas
Hai, Pen.
Dasar puitisku yang satu
ini. Tak pernah berubah sejak dulu. Selalu berhasil membuatku tersenyum
sendiri. Ah, aku jadi rindu pada Ibu. Titip kecup hangat pada calon mertuaku,
(Aamiin.)
Maaf aku terlambat
membalas suratmu, pekerjaanku cukup padat akhir-akhir ini. Dan kabarku baik.
Hatiku pun masih baik-baik saja. Meski terkadang jelang malam aku kerap
bertanya apa yang selalu kau lakukan sepulang kerja kalau tidak sedang membalas
suratku. Mata siapa yang ada dibalik kelopakmu ketika lelah sudah rebah di
pelupukmu. Lengan siapa yang menyita khayalmu ketika guling kapuk usang tak
lagi mampu mengalahkan rindu pada dekapan yang berdenyut.
Pen, entah sudah berapa
lama kita kerap melakukan hal yang sama. Hanya saling curah lewat kata. Jarang
bertatap muka, jarang berbagi pelukan mesra pun kecup pada kening menjelang
senja. Terimakasih untuk tidak pernah sedikitpun meragukanku. Pun bagimu,
terimakasih kamu sadar akan mahalnya percaya dan kau menjaganya dengan seluruh
jiwa.
Aku tahu, Pen. Aku bukan
satu-satunya hal indah yang semesta dapat tawarkan kepadamu. Masih banyak indah
lain yang manisnya lebih dari setetes madu. Yang pesonanya seolah gambaran
Nirwana. Tapi semoga, kamu tidak pernah berpaling dariku, meski aku tidak
semahadaya yang kau inginkan. Aku ingin menjadi surga kecilmu di dunia.
Pen..
Aku tidak akan
mengucapkan,"Aku masih mencintaimu." karena aku tidak pernah berhenti
melakukannya sejak pertama hati kita rebah di genggaman yang sama.
Aku selalu mencintaimu,
sayang.
.
ReplyDeleteAKU PERGI DULU SAYANG MUNGKIN AKU TAKKAN KEMBALI
.