Bukan Surat Kabar
Hai Pena, senang rasanya bisa menuliskan surat cinta ini untukmu. Walau pun sebenarnya aku tidak mengerti kenapa cinta harus disuratkan. Tapi memang ada hal yang harus kamu baca dan rasakan, dalam setiap kata-kata yang menjadi tanda perasaan yang sebenarnya lebih dari itu. Meski tak indah, aku harap setiap kalimatnya dapat memberi makna akan kehadiran lain tentang apa yang sebenar-benar inginku ungkapkan padamu. Meski tak puitis, aku harap tidak mengurangi panjang nafasnya dalam setiap kebahagiaan yang menunggu waktunya. Entah ini akan menjadi awal dalam langkah pertama kita berjalan, atau hanya sekadar kabar bahwa kita akan memulai kisahnya. Aku sudah berbahagia atas surat yang aku tuliskan, berharap kau juga merasakan hal yang sama. Surat ini memang singkat, tapi tidak akan kita temui ujungnya. Semoga perasaan ini terus menuliskan cintanya sendiri tanpa pernah diminta. Dan kita dapat terbaca walau tak tertulis, sampai bertemu pada surat berikutnya.Salam, cinta.
Dari @bataskata untuk @penakecil
Diambil dari: sebatascinta.tumblr.com
---
Surat balasan @penakecil untuk @bataskata
Sejarah Kita Sendiri
Hai, Rindu. Sudah kubaca suratmu kemarin siang. Bahkan saat tukang pos belum meneriaki telingaku bahwa ada surat darimu. Suratmu seperti anak kecil yang tak sabar minta dibacakan dongeng sebelum tidur, kau tahu? Dan seperti anak kecil itu pun, aku tak begitu paham mengapa cinta harus disuratkan, dituliskan. Tapi seingatku Oom Pram pernah bilang, kita harus menulis agar tidak dilupakan oleh sejarah. Tentunya aku tak ingin kita dilupakan oleh sejarah. Aku ingin kau dan aku membuat sejarah kita sendiri.Hey, tidakkah kau penasaran mengapa aku memanggilmu Rindu? Sebetulnya akupun belum tahu mengapa. Tapi nanti kita akan sama-sama mengetahuinya. Bukankah ini baru awal bagi kita? Selamat menikmati harimu hari ini.
Salam cinta
Pena(mu)
Diambil dari: aksarapenakecil.tumblr.com
No comments:
Post a Comment