Kabar Gembira
Untuk kamu, muara segala rinduku…
Maaf, karena segala kesibukanku kita menjadi
sulit melepas rindu. Sayang, aku merindumu begitu sangat. Aku ingin
menemuimu. Aku ingin membelai rambutmu, memainkan ujungnya, lalu kuikat
simpul tak beraturan. Seperti yang selalu aku lakukan saat kita bertemu.
Aku yakin kamu juga merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasa,
bukan? Tentunya, iya. Karena kita sama-sama tahu bahwa apa yang aku
rasakan menjadi rasamu juga. Pun sebaliknya.
Sayang, bersama surat ini aku akan
menyampaikan beberapa kabar gembira. Kabar yang sebenarnya ingin aku
sampaikan secara langsung denganmu. Namun, aku tak bisa menemuimu karena
aku disibukan oleh persiapan kabar gembira yang segera aku sampaikan
ini.
Pertama, aku ikut dalam proyek shooting film
terbesar sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Akhirnya, aku shooting
film, Sayang. SHOOTING FILM. Aku sangat bahagia sekali. Setelah
bertahun-tahun aku hanya ikut dalam proyek FTV atau sinetron, kini aku
bisa melihat namaku terpampang di layar bisokop seluruh Indonesia. Aku
bangga sekali, Sayang.
Kedua, posisiku dalam mega proyek film ini
bukan lagi Ass. Sutradara 2, melainkan Ass. Sutradara 1. Posisi yang
selama ini aku impikan dalam karierku. Posisi yang aku rasa akan dengan
cepat mendongkrak karierku dalam dunia perfilman, Sayang. Rasa-rasanya,
saat mendengar kabar bahwa aku mendapati posisi itu, aku ingin memelukmu
erat-erat. Aku sangat terkejut dan bahagia di waktu yang bersamaan.
Ketiga, dalam mega proyek ini, aku akan
shooting di hampir seluruh penjuru Indonesia, Sayang. Aku akan keliling
Indonesia. Aku akan ke Lombok, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali,
Papua, pokoknya semua pulau besar yang ada di Indonesia akan aku
datangi, Sayang. Betapa bahagianya aku. Sejujurnya, aku ingin mengajakmu
saat shooting keliling Indonesia nanti. Namun, aku tahu, kamu tak bisa
meninggalkan pekerjaan muliamu. Aku sangat hargai itu, Sayang.
Hmmmm… hanya itu kabar gembira yang ingin aku
sampaikan padamu. Andai saja aku diberi waktu sehari saja untuk libur.
Maka aku akan menghabiskan satu hari itu bersamamu. Menikmati setiap
detik dengan memandang senyummu, memelukmu, memainkan ujung rambutmu.
Ahh, aku sangat merindumu, Sayang.
Aku harap, kita bisa saling menjaga rasa yang
selama ini telah tumbuh. Bisa saling memahami dan mengerti tentang
kesibukan masing-masing. Aku juga berharap kamu selalu jaga kesehatan
kamu. Jangan telat makan, jangan kebanyakan minum minuman bersoda. Oiya,
satu lagi, jangan makan sambal yang terlalu banyak. Kamu tuh suka
bandel. Inget lambung kamu ya, Sayang.
Aku selalu berdoa pada Tuhan, semoga kamulah
yang nantinya setiap pagi membuatkanku segelas kopi dan semangkuk
sarapan. Nama kamulah yang tercetak dalam undangan pernikahanku. Dan
kamulah yang menjadi ibu dari anak-anakku.
Aku sangat merindumu, Sayang. Sangat amat
merindumu. Semoga hari-harimu selalu cerah, semoga malam-malammu
dipenuhi bintang dan terang cahaya bulan. Jangan lupa, bulan yang kita
lihat akan selalu tetap sama meski kita sedang berjauhan. Salam untuk
mama dan papamu, juga pada adik-adikmu.
Mulai sekarang, kamu harus berhenti mempelajari cinta. Terlebih mengutuk segala rindu karena kita sulit bertemu.
Barangkali, kamu mulai mencoba untuk
menikmatinya. Biarkan cinta dan rindu itu mengetuk hatinya hatimu dengan
sendirinya. Seperti yang telah aku lakukan dalam empat tahun perjalanan
kita.
Kutunggu balasan suratmu, Sayang…
Happy Anniversary Empat Tahun, Rechy.
Your Heart,
Shandy
Oleh @shandyputraa untuk @helloechy
Diambil dari: anotherdidhurt.tumblr.com
---
Surat balasan @helloechy untuk @shanduputraa
Teruntukmu, Yang Ku Luapi Rasa Rindu.
Suratmu ku terima dengan sangat baik dan bahagia. Begitu bahagia sampai aku melompat kegirangan seperti anak kecil saat mendapatinya di tanganku. Kau harus tau bagaimana hatiku merindumu begitu dalam. Sangat dalam hingga samudera Pasifik pun dengan mudah diselami. Betapa aku haus akan ragamu yang terbiasa memelukku. Yang hangat dan wanginya kini menjadi aroma tubuhku.
Sayang, betapa bahagianya aku mendapati kabar gembira yang ku baca. Kamu, makhluk yang kucintai segenap hati selama bertahun-tahun ini, tinggal sejengkal jauhnya dari mimpi terbesarmu.
Aku kekasih yang paling bangga di Dunia. Membayangkan namamu terpampang di credit title saja aku sudah gemetar bangga. Whoah! Doaku mengiringimu dalam mewujudkan mimpi besarmu, sayang. Aku benar-benar bangga. Tapi.. Ada yang mengganjal dalam benak. Kalau jarak sedekat ini saja kita bisa sangat jauh, bagaimana dengan jarak ribuan kilometer yang akan memisahkan kita?
Aku bahagia sekaligus cemas.. Akankah kau benar-benar melupakanku nanti ketika kau terpisah bermil-mil jauhnya dariku?
Sayang, begitu banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu. Bagaimana keluargamu?
Bagaimana keadaanmu? Bagaimana aktifitasmu? Ugh, rasanya berpuluh-puluh paragraf tak sanggup menjabarkan berjuta pertanyaanku akan kamu. Kadang aku ingin menjadi umatNya yang berdosa dengan mengutuki keadaan kita. Kita dekat, tapi ragamu begitu jauh. Aku benci disiksa rindu. Aku sudah berusaha membunuh rindu dengan memandangi fotomu. Tapi fotomu sudah lelah aku pandangi. Ia minta kau untuk dijatuhi bayanganmu segera.
Sayang, kapan kita dapat bertemu? Aku. Butuh. Kamu. Banyak hal yang inginku bagikan padamu. Salah satunya tentang pengalaman baruku menjadi guru di sekolah jalanan itu. Mereka begitu menyenangkan. Polos. Melihat mereka menjadi pergelutan batin buatku. Mengapa anak-anak yang harusnya menikmati masa kecil yang indah harus menjadi tulang punggung keluarga? Tapi aku juga bersyukur akan kehidupanku sekarang. Setidaknya aku memiliki tempat bernaung yang layak, makan berkecukupan, memiliki manusia seperti kamu dalam hidup.. Tuhan maha baik! Teramat sangat. Dan saat mengajar, mereka juga mengajariku banyak hal, sayang. Salah satunya kesabaran. Kesabaran akan hidup, kesabaran akan rezeki, kesabaran akan pertemuan kita yang entah kapan..
Melihat banyak pesanmu di surat itu, aku berpikir. Ternyata kamu tetap cerewet seperti biasa ya? Akan selalu kuingat semua pesanmu yang sarat perhatian. Kamu juga kurangi terjaga sampai malam! Aku tak mau melihat lingkaran hitam di matamu ketika kita bertemu nanti. Istirahat cukup. Jaga pola makanmu. Aku tahu kau berusaha keras untukku dan kita, tapi aku tak mau melihatmu terkapar lemah di rumah sakit nantinya. Mulai lah menghentikan adiksimu terhadap kopi. It will hurt your tummy. Ah iya, hujan tak berhenti menyirami kota kita bulan ini. Musim hujan begitu menyakitkan. Wangi sehabis hujan selalu mengingatkan aku akan kebersamaan kita. Aku merindukan perdebatan kecil kita di kala hujan sambil saling menghangatkan. Teh yang sedikit asin buatanmu untuk mengusir dingin. Ah.. Betapa hal-hal kecil bernama kenangan begitu menyiksa..
Dan satu hal lagi. Selamat hari jadi keempat tahun, Shandy. Aku mencintaimu dengan segenap ketulusan di tahun-tahun kebersamaan kita. Semoga aku bisa mengucapkannya lagi di tahun-tahun berikutnya.
Cepatlah bertemu. Raga ini telah menuntut untuk kau luapi pelukan cinta.
Yang dikuasai rindu,
Echy.
Diambil dari: rechyandani.tumblr.com
No comments:
Post a Comment