16 January 2013

Surat #DuaHati @dhanzo dan @fristia

Surat Kepada Bintang


Selamat pagi fristia, apa kabar?

Dhanang nih, cuma pengen ngabarin, beberapa hari ke depan akhirnya aku balik ke Indonesia.
Sebelum balik kemarin, aku sempat ke Marina Bay sands. Iya, itu tempat yang kamu pengen samperin kalo mampir ke Singapura. Ternyata rekomendasi kamu kapan itu bener-bener keren, Tia.
Waktu sore aku nungguin matahari yang terbenam di balik gedung tinggi, trus malamnya ngeliatin lampu kota. Seperti yang kamu bilang waktu dulu, “Bintang tidak selalu ada di langit, dhan. Ia ada di sekitar kita tanpa kau sadari” dan aku cuma bisa mikirin kamu saat itu, Tia. Terima kasih, kamu selalu ada ketika aku butuh seseorang.

Tia, pastinya kamu senang sekali melihat ferris wheel di Garden by the bay, patung merlion dari kejauhan dan yang jelas kamu akan selalu minta aku motretin kenarsisanmu terus setiap meter kita berjalan. Hehehe. Negara ini cukup indah dan romantis, cuma satu yang kurang, yaitu kamu.

Bulan depan aku ada rencana ke Bali, Tia. Kalau kamu ngga sibuk, mau ngga nemenin aku jalan? Ngobrol sambil ngopi ngeliat pantai atau duduk di pinggir jalan menatap hijaunya sawah di ubud seperti dulu?

Ya udah, kalau ada waktu balas yah.

“Wish you were here” :)

PS: Museum Nasionalnya Singapura keren! You must see, Tia!

Singapura, 14 January 2013
20130114-184115.jpg





Oleh @dhanzo untuk @fristia
Diambil dari serigalasalju.wordpress.com


---


Surat balasan @fristia untuk @dhanzo

Bantu Aku Mengenang Kita


Denpasar, 15 Januari 2013

Dear Dhanang,

Lama sekali kamu ngga ada kabar, Dhan. Aku baik-baik saja di sini. Well, sedang pilek sih. Cuaca sedang tidak bersahabat sama imun.

Aku senang membaca suratmu, serasa ikut berjalan-jalan di Singapur sana. Ah, bukannya menyesali keputusanku sekolah lagi, tapi terkadang aku ingin bebas. Sebebas kamu sekarang. Melanglang buana.

Apa jarak kini telah menjadi alasanmu berbasa-basi? Sudahlah, datang saja ke Bali, kapan saja. Selalu ada rumah untukmu, walau pun mungkin kamu harus berbagi aku dengan pasien-pasienku.
Banyak tempat baru di Bali, tempat prestisius bergaya bule. Tentu saja kamu akan tetap memilih Ubud, desa tempat kita saling mengenal. Jujur, selama kamu tak di sini, aku hampir tak pernah menginjak Ubud lagi. Entah mengapa, rasanya sudah tak seindah dulu lagi.

Bantu aku mengenang Ubud, mengenang kita. Aku tunggu kamu di Bali. Pulanglah.

Salam sayang,
Fristia.



Diambil dari: fristiaindarini.wordpress.com

No comments:

Post a Comment