Surat Cinta Pertama
Dear kamu,
Pagi ini aku dikejutkan
oleh nada dering ponsel, penanda ada sebuah pesan masuk ke nomorku. Pesan itu
bertuliskan
“Pagi sayang, Jangan
lupa sarapan ya”
Aku sedikit termenung
Kamu ingat gak, kapan
terakhir kali kamu mengirimkan pesan ucapan “selamat pagi” ke nomor ponsel ku?
Jujur aku sendiri gak ingat kapan, rasanya sudah cukup lama. Mungkin
berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Hehehe
Aku memulai hari ini
dengan berbagai kegiatan yang biasanya. Bangun pagi seperti biasanya. sarapan
pagi seperti biasanya. Mmbantu pekerjaan mama, mandi, menulis, membaca,
mengecek mention twitter, dan mengecek inbox email seperti biasanya. Semua
berjalan seperti biasanya. Termasuk memikirkan dan membayangkan sosokmu,
seperti biasanya. Seperti sebuah rutinitas wajib dalam hidupku, setahun
ini :)
Tetapi entah kenapa kali
ini berbeda. Lebih tepatnya beberapa hari belakangan ini, ada sesuatu yang tak
biasanya. Perasaan sayangku terhadap kamu selalu ada, selalu bersemayam. Namun
kali ini kadarnya terasa bertambah. Seperti sebuah lampu yang menyala normal,
kemudian dialiri daya listrik tambahan sehingga ia secara mengejutkan lampu itu
menyala lebih terang.
Aku merasakannya.
Perasaan ini semakin terang. Perasaan yang berjalan selama setahun ini. Semakin
meyakinkanku bahwa perasaan ini adalah cinta :)
Bagaimana dengan kamu
sendiri, imam? :)
Oleh: @vinalvinal untuk
@Firokida
Diambil dari: http://banyakomong.tumblr.com/
---
Seketika Itu
Hay kamu yang selalu
menjaga perasaan.
Semua berjalan begitu
cepat dengan hal yang menyenangkan, entah itu karena rutinitas semata atau kah
sebuah perasaan yang terus mengalir. Aku juga ingin merasakan hal yang sama,
suatu hal yang mampu mengalihkan dunia dari jangka waktu normal yang tersedia.
Kehadiranmu sebagai
sosok yang ingin ditemani perasaan itu, perasaan di mana semua orang akan
menanggalkan suatu apapun demi membahagiakan seseorang. Seseorang yang dipilih
untuk mempercayakan sebuah hati.
Kehadiranmu begitu
mengisyaratkan padaku akan sebuah tanda tanya besar selama ini.
Apa yang kau sebut
dengan cinta?
Apakah perasaan itu
masih ada?
Bagaimana itu bisa
muncul kembali?
Pertanyaan itu akan
terus muncul dengan sendirinya seiring dengan orang-orang baru yang muncul
silih berganti dalam sebuah keseharian.
Kamu yang selalu menjaga
perasaan…
Adakah kamu dapati
sebuah keraguan dalam setiap tanyamu?
Apakah sebuah perasaan
yang mengalir ini bisa kau atasi tanpa mengeluh?
Sampai berapa lama kamu
bisa berjauhan dengan sosok asli cintamu?
Itu pertanyaan yang
ditujukan bukan untuk menguji seberapa besar perasaan yang sudah ada, bukan
juga untuk mencari sebuah kesempurnaaan dalam sebuah hubungan. Itu hanya sebuah
pertanyaan untuk melihat bagaimana cara pandangmu dalam menjaga perasaan itu.
Karena suatu hal yang difikirkan akan selalu ada dalam fikiran. Agar kamu
selalu mengingat apa yang kamu pernah rasakan.
Surat balasan dari @Firokida untuk @vinalvinal
Diambil dari: http://diarekancil.tumblr.com/
No comments:
Post a Comment