16 January 2013

Surat #DuaHati @adityalenggah dan @wardaniema


What If

To: wardaniema@gmail.com
Subject:


Em, I need you.

Dira, dia... kayaknya benar-benar sudah fix mau membatalkan pertunangan kami. Padahal keluarga besar sudah tahu aku akan menikah enam bulan lagi.

Bapak dan ibu belum tahu tentang ini, Em. Kemarin, Dira pas main ke rumah juga masih biasa. Tapi pulangnya lagi-lagi dia ngomong mau membatalkan pertunangan saja.

Argh! It's so frustating!

Aku sudah bilang gak mungkin. Sudah banyak yang tahu kami akan menikah enam bulan lagi. Apa yang akan diomongin orang jika tiba-tiba batal? Apalagi bapak dan ibu kan termasuk priyayi di kota ini. Mereka pasti akan terpukul sekali.

Tapi dia bergeming, Em. Dia mau menundanya. Dia masih belum yakin ini keputusan yang benar. Dia masih muda, masih ingin bebas, katanya. Apalagi dia masuk kerja baru sebulan ini. Tidak bisakah ditunda dulu sampai dia sudah benar-benar yakin?

Coba bayangin, Em, ditunda bagaimana jika gedung saja sudah dipesan, rapat keluarga sudah kami adakan, tetangga-tetangga dan relasi bapak ibu juga sudah tahu semuanya. Pasti kami akan malu sekali. Terutama bapak ibu.

Oke, I know she's still 22. Tapi 22 tahun juga bukan muda-muda amat kan? Sudah cukup dewasa untuk menikah. Sudah cukup waktu mudanya untuk bersenang-senang. Lagipula kenapa dulu dia mengiyakan ketika membahas tanggal pernikahan di hadapan keluarga besarnya dan keluarga besarku? Kenapa dia mau? Kalau dia dulu tidak mengiyakan, pasti aku gak akan sepusing ini, Em.

Sekarang, bagaimana aku ngomong ke bapak ibu? Ke keluarga besarku?

Please, Em. You're the one that know me since Junior High School. Tell me what to do.

Oleh: @adityalenggah untuk @wardaniema


---


Surat balasan dari @wardaniema untuk @adityalenggah


What if?


To : aditya.lenggah@gmail.com
Subject :

Hai dit, sorry ya kerjaanku lagi banyak banyaknya. Libur dua hari aja Seninnya udah gedebukan, padahal satu klien kemarin dadakan minta ketemu di Semanggi malem malem. Berkurang satu meeting ga mengurangi sibuknya Seninku :) duh kok aku malah curhat ya?

Soal Dira, coba kamu omongin lagi tapi pastiin dia dalam kondisi yang enak banget jangan pas dia capek atau malah pas PMS. Gali lagi apa alasan sebenarnya. Nanti pas ngomong sama dia ga usah bawa bawa keluargamu, relasi relasi Romo dan Ibumu takut tersinggung dia, pokoknya ciptakan obrolan yang memang tokoh utamanya adalah kalian berdua.

Jangan stress dulu, di omongin dulu ya? Aku kan ga kenal Dira seperti aku kenal kamu, nanti kalau aku berasumsi aneh aneh malah bikin ruwet. Namanya juga udah deket waktunya mungkin Dira juga senewen sebentar lagi jadi Ny. Adit. Eh usia ga pengaruh boooooy. Udah ah, sana temui Dira.

Keep me posted, okay?


Diambil dari: http://miftachaliq.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment