16 January 2013

Surat #DuaHati @fairyteeth dan @Inirudy

#DearL, Believing

Dear L,
Entah mengapa, akhir-akhir ini aku merasa hidupku jadi semakin berat. Tawa yang biasanya mudah lepas bebas ketika kita berkumpul bersama atau sekedar mentertawakan hal bodoh di baris-baris obrolan kita melalui mesenger. Bahkan hanya sekedar bergosip demi melupakan masalah yang ada di sekitar kita barang sejenak, sekarang tak lagi dapat membuatku tersenyum.

Iya aku tahu, bahwa sebagai sahabat kamu, kalian sudah dan terus berusaha menyemangati, yah kita saling menyemangati selama ini bukan(?) Tapi tampaknya hal tersebut tidak dapat mengurangi keresahan yang aku rasakan.

Beberapa bulan terakhir tampak seperti berlari di mataku. Hanya sekelebat kejadian penting saja yang dapat kuingat, tentu kamu juga tau itu apa. Dan akupun tau kamu juga mengalami kejadian yang mirip denganku. Tapi berbeda denganku, kamu cenderung menutup dan diam ketimbang cerewet dan menyerocos sepertiku.

Sudah bosankah kamu mendengarkan segala celotehanku, yang selalu bercerita tentang aku-aku-aku? Percaya deh, kalau akupun sebenarnya bisa menjadi pendengar yang baik. Paling tidak aku selalu berusaha untuk jadi teman yang selalu bisa menemani ketika dibutuhkan.

Ingat tidak? Kita pernah duduk diam asyik dengan kesibukan kita masing-masing di sebuah mall hingga mall tersebut tutup demi… Demi apa ya? Coba tolong ingatkan aku lagi. Saking asyiknya kita tidak sadar bawah disekiling kita sudah gelap, semua lampu dan listrik escalator maupun lift sudah dimatikan. Dan kita tertawa mencari jalan keluar.

Film yang malam itu kita tonton secara tidak langsung menohok perasaanku, entah, apa kamu juga merasakannya?
Believing in yourself and valuing fun over fear sounds like easy.
But at some point, I stop believing in myself. Tapi sebagai teman, kamu terus mengingatkan bahwa hidup tidak berakhir setelah patah hati. Bangkit dan kumpulkan patahan yang tersisa dan susun kembali menjadi utuh. Iya semua itu tidak mungkin terjadi dalam waktu singkat, tapi kamu percaya bahwa aku pasti bisa, karena kamu saja bisa. Eh, benar atau salah tebakan ku ini?

Anyway, jangan lupa.. Kita punya janji nonton esok hari, disertai janji-janji tawa bodoh yang tak terucap, air mata yang mungkin jatuh ketika film bisa dijadikan kambing hitam, dan obrolan-obrolan mengenai orang lain yang lebih suka kita lakukan dibanding berbicara tentang diri sendiri. Karena dengannya, sejenak kita dapat melupakan masalah yang sedang kita alami.

Hidup memang tidak pernah mudah. Kalimat itulah yang sedang berusaha aku tanamkan di kepalaku. But for now on, aku hanya ingin menikmati diriku apa adanya dulu. Ketika semua beban numpang di pundakku, aku bahagia mengetahui bahwa masih ada orang percaya bahwa badai pasti berlalu.

Sincerely,

D.


Oleh @fairyteeth untuk @Inirudy
Diambil dari: di-ta.com


---


Surat balasan @Inirudy untuk @fairyteeth

#DearD, You Are Not Alone 

Dear, D

Jakarta masih diguyur hujan ketika kubaca suratmu. Semoga hujan yang turun tidak membawa bencana tetapi membawa berkah ya. Sudah cukup sulit bertahan hidup di Jakarta, masih harus ditambahi dengan beban kebanjiran. Belum lagi beban masa lalu, hehehe.

Memang, belakangan kuperhatikan tubuhmu makin kurus, pipimu semakin tirus. Aku tahu kau pun senang dengan perubahan bentuk tubuhmu karena kamu masih ingat kan kita pernah sama-sama iseng ikut program diet dari produk sereal? Hehe. Tapi, aku yakin seharusnya bukan  dengan cara yang seperti sekarang kalaupun pingin jadi kurus. Iya kan?

Ketahuilah, D. Kepergian adalah cara lain cinta menemukan kebahagiaan. Tidak perlu disesali dan ditangisi meskipun meninggalkan luka, pedih dan kehampaan. Seperti yang pernah kubaca ; Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup maka akan terbuka pintu kebahagiaan yang lain. Tentunya jika kau ikhlas dan tidak terlalu lama diam pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang sudah dibukakan.

Iya, aku masih ingat malam di mana kita selesai nonton film di bioskop tengah kota. Kamu juga ingat kan tadinya kita tidak memilih film malam itu sebagai tontonan utama kita. Melainkan film yang ternyata sudah turun layar. Tapi, nyatanya kita bisa menikmatinya.

Seperti hidup. Hidup itu punya banyak pilihan. Tapi, sepertinya kau belum memutuskan lagi pilihan baru. Malah asyik melanjutkan pilihan yang lama, padahal sudah tahu pilihan itu tidak cocok buatmu (sekarang). Lagi-lagi aku ngingetin kamu. Maaf.

D, kupingku tak pernah bosan mendengarkan ceritamu. Mataku pun tak pernah capek membaca ceritamu dari layar henpon. Meski kadang aku tak bereaksi apapun, bukan berarti aku tak mengacuhkanmu lagi. Kalau pun kau perlu sandaran. Bahuku siap menyambutnya. You are not alone.

Aku memang tidak sepertimu yang ekspresif ketika bercerita. Aku lebih suka mendengarkan. Bukan, bukannya aku ngga percaya untuk berbagi cerita denganmu. Tapi, aku lebih suka menyimpannya sendiri. Atau kutulis di blog yang cuma tersimpan di draft. Kalaupun beban itu kurasa semakin berat akupun akan mulai sedikit berbagi. Iya kan?

D, kalau besok kau sudah siap berjalan lagi, pesanku jangan terlalu sering nengok ke belakang. Nyampenya lama. Aku ngetiknya sambil ngaca kok ini. :)

Sincerely,

L


Diambil dari: inirudy.wordpress.com

1 comment: