Rasa yang tak sepantasnya
tumbuh
Teruntuk kamu yang selalu indah, @riarusmayani
Hei, kamunya dia yang entah itu siapa.Hahaha, aku selalu
senang ketika kamu memanggil namaku dengan akhiran seperti itu. Telinga ini
seperti langsung mendengarkan alunan suara indah nan merdu dari bibir manismu,
membuatku langsung tersenyum ketika membacanya. Mungkin hanya perasaanku saja
atau caraku membaca yang berlebihan, tapi yang jelas aku suka caramu
memanggilku.Itulah yang aku sebut, bahagia itu sederhana. Surat ini aku
tuliskan sendiri untukmu bukan sebagai tanda aku menyatakan cinta, karena aku
tau kamu sudah milik orang lain dan aku sadar kamu menyayanginya. Ini tak lebih
dari ungkapan rasa sayangku yang begitu jelasnya hingga membuat hati ini tak
sangguh menampungnya, namun aku tak berani mengungkapkannya secara langsung.
Beruntung aku menemukan wadah diprogram #30HariMenulisSuratCinta ini, sehingga
aku tak harus merasa gelisah dan bimbang tentang bagaimana cara mengungkapkan
rasa ini.
Aneh memang bagaimana rasa ini bisa muncul, terlebih dengan
masa lalu yang kita lewati bersama pasangan masing-masing.Saling mengenal dan
tak pernah berhubungan 'sama sekali' sebelumnya.Hanya saja yang harus kamu tau,
aku sudah mengagumimu jauh sejak dulu.Sejak pertama kita dipertemukan pada masa
SMA, walaupun kita menyenyam pendidikan didua tempat yang berbeda.Tapi bukankah
seperti itu cinta muncul, tak pernah kita duga dan tak harus punya alasan yang
jelas untuk terus mencintai dan merindukan.Aku tak peduli dengan siapa kamu
berhubungan dulu.Temanku?Iya, tapi bukankah itu masa lalu?Dan sekali lagi,
cinta ini tumbuh dengan sendirinya, berlari mengejar seseorang yang saat ini
sudah menentukan pasangan hidupnya.Semoga kalian selalu baik-baik saja dan
punya hubungan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.Menyakitkan memang, tapi
tidak sampai membuatku kecewa. Karena sedari awal aku tak pernah menaruh
harapan yang besar terhadap rasa ini, aku tau akan banyak cibiran yang datang
bila kita bersama nantinya. Kisah kita akan banyak diawali oleh kalimat
"perasaan tidak enak". Itu kenapa aku tak pernah mengharapkan lebih
darimu, walaupun tak munafik aku sangat menginginkannya.
Saat ini yang mampu aku lakukan tak lebih dari memandang
setiap fotomu dan bermimpi tentang indahnya kebersamaan yang akan kita lalu
'seandainya' kita bisa bersama. Perbedaan yang semesta ciptakan untuk kita, tak
pernah menyurutkan sedikit pun langkahku untuk menggenggam tanganmu. Sampai
disini mungkin kamu sudah bisa menerka-nerka siapa aku, bukan tujuanku
menyeretmu sehingga mengenal siapa penulis surat cinta ini. Tapi aku yakin kamu
cukup pintar untuk menebaknya, hanya saja bila setelah membaca surat ini kamu
akan bertanya langsung kepadaku, jelas aku tak akan pernah mengakuinya. Cupu
sekali memang.Namun biarlah.Hehehe.
Ini akhir dari suratku untukmu, ini akhir dari ungkapan rasa
sayang dan peduliku terhadapmu.Setelah selesai membaca, aku mohon kepadamu
jangan ciptakan jarak untuk pertemanan kita. Biarkan semuanya tetap mengalir
seperti biasanya dan buang jauh-jauh perasaan 'malu' dan 'tidak enak', karena
kita bukanlah anak kecil lagi yang masih malu-malu menghadapi orang yang
menyukai kita. Seperti yang aku katakan diatas, anggap saja ini sebagai
ungkapan rasa sayangku terhadapmu atau gampangnya rasa peduliku yang besar
kepadamu. Satu yang harus kamu tau, aku akan tetap menjaga perasaan ini. Aku
akan menyimpannya didalam tempat yang paling nyaman; hati dan pikiranku.
Terimakasih sudah mau tersenyum dan tersipu malu setelah membaca surat ini, aku
dapat membayangkan alangkah cantiknya wajahmu saat ini. Seandainya aku bisa
melihatnya langsung, lengkap sudah kebahagiaanku.
Dari seorang temanmu yang mengagumimu. :)
No comments:
Post a Comment