Syafa
di dunia nyata dan Syafa di dunia fiksi
Kepada Abdillah Syafaat
Dear @abiel_syafa
Hai Abdillah, heran kenapa kamu
mendapatkan surat ini?
Aku yakin hal pertama yang terlintas
di kepalamu adalah siapa aku. Jikalau aku yang berada di posisimu, aku akan
mencaritahu siapa yang mengirim surat.
Tenang saja. Aku akan memberimu sedikit
petunjuk tentang siapa diriku.
Sebelumnya izinkan aku mengatakan
hal yang menjadi tujuan aku menulis surat ini.
Terima kasih karena sudi untuk
mengenalku.
Aku telah menjalani banyak hari di
mana kamu terlibat di dalamnya. Di mana aku melihatmu, mendengar ocehanmu dan
memperhatikan sikapmu.
Aku tidak menyangka kalau hal itu
akan memberikan inspirasi bagiku. Untuk menulis sesuatu meski itu bukan
tentangmu.
Ide itu datang saat aku mengenalmu
dan dua orang temanmu. Kalian bertiga yang menguatkan cerita yang kutulis.
Keseharian kalian di tempat yang sama, secara tidak langsung menjadi adegan
dalam ceritaku. Aku juga menjadikanmu dan dua orang temanmu itu sebagai tokoh
yang memiliki peran penting. Meski bukan peran utama.
Dalam cerita itu kau kuandaikan berperan
sebagai seseorang bernama Syafa. Mirip bukan dengan namamu? Bahkan aku membuat
nama itu jauh sebelum aku tahu kalau kamu menggunakannya sebagai nama akun
twittermu. Sikap Syafa dalam buku itu juga kusesuaikan dengan karaktermu.
Sebagai tanda terima kasih
karena telah memberiku banyak ide…..
Kamu tahu, aku punya semacam prinsip
saat menulis. Ini berlaku jika karyaku diterbitkan oleh penerbit. Dan aku
bilang pada diriku sendiri aku harus melakukan ini.
Jikalau bisa aku tidak mau menulis
bagian ucapan terima kasih. Terlalu banyak orang yang harus kusebut dan aku
tidak tahu sebesar apa peranan mereka. Tidak tahu siapa yang harus disebut
paling pertama atau paling terakhir.
Tapi aku akan menuliskan nama di
bagian persembahan.
Dan jika cerita yang di dalamnya ada
kamu itu terbit, aku akan menuliskan namamu di halaman persembahan. Bersama dua
orang temanmu. Dan jikalau kamu mengingat surat ini, kamu akan tahu siapa yang
mengirim saat buku itu terbit.
Aku hanya ingin bilang kalau aku
seharusnya sudah banyak mengucapkan terima kasih sejak lama. Semoga ini menjadi
ucapan kecil yang bisa meringankan bebanku yang banyak berhutang jasa padamu.
Aku mengenalmu. Tentu saja. Dan jika
kamu pernah mendengar kata "Hogwarts" dan berusaha untuk mencari
petunjuk lebih banyak tentang nama, kamu bisa tahu siapa aku sebelum ceritaku
terbit. Kamu mengenalku dan aku memiliki inisial yang sama dengan orang yang
mempunyai hubungan dengan kata yang tadi kusebutkan.
Mohon do’anya. Semoga ceritaku bisa
segera terbit sehingga aku bisa memberikan satu buku itu untukmu.
Dari seseorang yang menyukai telur
rebus.
No comments:
Post a Comment