19 January 2013

Surat Kaleng untuk @Fx_Felix

Teruntuk: @Fx_Felix

Aku baru saja membaca tentang proyek 30 Hari Menulis Surat Cinta di twitter. Melihat ada
kesempatan untuk menulis, entah kenapa aku tiba-tiba ingin menulis untuk mu.

Bukan, ini bukan surat cinta. Ini hanya surat kaleng untuk kamu si penerima, hanya untuk
menyampaikan segala rasa yang ada.

Ya, kamu. Orang yang ku kenal beberapa tahun yang lalu. Waktu itu kita bertemu di hari
Minggu. Kamu mungkin sudah lupa. Tapi aku tidak. Aku ingat setiap peristiwa, ketika kita
pertama kali berbicara.

Asyik, hangat, dan menyenangkan. Itulah kesan ku yang pertama. Mungkin tidak terlalu banyak hal yang kita obrolkan, tapi bagiku tetap saja berkesan.

Beberapa waktu kemudian, kita kembali berjumpa. Tidak hanya untuk sekedar berbicara dan makan bersama-sama. Tapi juga bekerja bersama. Minggu demi minggu berikutnyapun kita akan banyak berjumpa. Tanpa ku tahu, ini adalah awal dari segala rasa.

Seperti salah satu lirik lagu, mulanya memang biasa saja. Tak ada yang hebat dan mempesona darimu. Tapi entah kenapa aku merasa senang bisa memiliki waktu denganmu dalam seminggu. Hanya untuk mendengar cerita-ceritamu dan teman-teman lain yang terkadang tidak ku mengerti. Tapi aku senang. Ya, hanya itu.

Beberapa bulan berlalu. Beberapa orang menyarankanku untuk bersamamu. “Tidak ah,” kataku. Padahal sebenarnya aku mulai memikirkan itu. Hanya saja aku bingung dan ragu. Kala itu aku masih remaja yang polos hatinya dan juga labil perasaannya. Remaja yang ingin punya pasangan dengan berbagai kriteria. Kamu saat itu sepertinya tidak masuk ke dalamnya. Dan aku mulai mengingkari setiap rasa yang tercipta. Mereka masih menyarankan hal yang sama, dan aku hanya bisa tertawa. “Ah, lagian aku ini wanita,” pikirku. Tak mungkinkan aku yang memulainya. Maka aku pun mengabaikan setiap rasa dan kata, hanya menikmati keadaan yang membuatku merasa nyaman.

Ada pertemuan, ada perpisahan. Aku pun harus pergi dari tempat itu, artinya berpisah pula
denganmu. Sedih? Mungkin. Tapi itu tertutup oleh rasa excited dengan babak baru yang akan kujalani. Pikirku aku akan menemui pria lain, yang mungkin lebih sesuai dengan kriteria yang kuingini. Toh, sepertinya kau juga tak menyukaiku. Maka aku pun mulai meminggirkan semua rasa itu. Waktu dan tempatpun menjauhkanku darimu.

Satu peristiwa membuatku kembali bertemu denganmu. Aku tak tahu kau ada waktu itu. Aku percaya itu bukan suatu kebetulan. Moment itu kembali memunculkan rasa yang pernah ada. Ya, rasa itu masih ada. Mungkin salahku dulu tidak menghilangkannya.

Singkat cerita saja, peristiwa itu tidak mengubah keadaan. Aku masih jauh darimu. Hanya saja aku mulai sering memikirkanmu. Ingin memiliki relasi yang lebih dekat denganmu. Tapi entah kenapa sepertinya susah. Mungkin karena lingkungan kita berbeda. Atau karena kau memiliki banyak relasi dekat.

Aku bukanlah orang yang ahli dalam soal relasi. Begitupun dalam berkomunikasi. Bahkan hal yang kulakukan terkadang membuatku merasa konyol sendiri. Pikirku, kenapa aku bisa begini? Tapi aku pun tetap tidak mengerti secara pasti.

Yang kutahu, aku hanya memiliki kasih. Ya, kasih padamu yang semakin besar di hati. Kasih yang menyebabkanku mulai membuat berbagai toleransi. Toleransi akan berbagai kriteria yang dulu membuat kamu tidak sreg di hati ini.

Ahh.. terlalu banyak hal yang ingin kusampaikan. Masih banyak rasa yang ingin kunyatakan. Selama ini, semua hanya bisa kudoakan. Aku masih menunggu konfirmasi dari Tuhan. Apakah kamu orang yang tepat dan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Tapi doa pun butuh tindakan bukan? Maka inilah tindakan yang kulakukan.

Konyol mungkin. Atau mungkin kau berpikir aku kekanak-kanakan. Yah, tapi beginilah caraku mengungkapkannya. Bukan bermaksud apa-apa, surat ini hanya sebagai alat penyampai rasa. Tapi aku yakin kamu pasti bisa bijaksana dan dewasa dalam menyikapinya. Semoga Tuhan menyertaimu senantiasa.

Salam Hangat

(^_^)

No comments:

Post a Comment