19 January 2013

Surat Kaleng untuk @imamaulanayusup

Surat Kaleng Pertama Untukmu

Untukmu,
@imamaulanayusup

Halo kak! Apa kabar? Boleh ya aku panggil kak? Hehe

Ehm apa ya? Mungkin ini surat pertamamu dari pengirim yang tidak ada namanya, mungkin. Semoga
saja. Kalau begitu aku yang pertama kan? Hahaha

Apa kabarmu disana kak? Kamu yang masih di tempat yang sama, sama-sama tidak bisa aku jangkau
maksudnya haha. Bagaimana perasaanmu ketika menerima surat ini? Senangkah? Penasarankah?
Hahaha aku suka membayangkanmu yang sedang mengerutkan kening, membuat kedua alis tebalmu itu terlihat solah-olah menyatu seperti ulat bulu :p sayang aku tidak bisa memberitahumu siapa aku, karena kalau aku beri tahu bukan surat kaleng dong namanya haha

Baru beberapa bulan kita tidak saling bertemu, eh maksudnya aku yang tidak melihatmu di kampus
bukannya kamu yang melihatku. Ya, aku sudah merindukanmu. Bukan, bukannya aku merindukanmu
sebagai seorang kekasih, aku merindukanmu sebagai seorang pengagum. I bet now you know who I am, aren’t you? Ya, sudah lama aku mengagumimu. Lama sekali kalau kau mau tahu. Lagipula kau memang pantas untuk dikagumi kok kak! Setidaknya menurutku.

Bagaimana aku tidak mengagumimu? Bagaimana bisa aku tidak kagum denganmu yang memiliki senyum setulus hati? Bagaimana bisa aku tidak kagum denganmu yang teguh pada pendapatnya sendiri? Bagaimana bisa aku tidak mengagumimu yang memiliki toleransi tinggi? Bagaimana bisa aku tidak mengagumi kamu yang kagum pada Tuhanmu sendiri? Bagaimana bisa aku tidak kagum dengan kamu yang menjaga diri untuk perempuanmu nanti? Semoga perempuan beruntung itu aku kak! Hahaha

Kak, apa kamu masih suka berjalan-jalan? Berjalan-jalan untuk mengagumi indahnya pemberian Tuhan melalui alam? Sudah berapa banyak tempat yang kau kunjungi kak? Aah, aku iri denganmu yang bisa berjalan-jalan kemanapun kau mau, sekali-kali bisakah kau ajak aku untuk pergi bersamamu kak? Dengan begitu aku juga bisa belajar mengagumi indahnya pemberian Tuhan melalui alam dan tentunya melalui dirimu.

Sudah dulu ya kak, aku bingung mau menulis apalagi. Menulis surat ini membuat otakku memutar
begitu banyak bayanganmu di kepalaku. Dan parahnya bayanganmu itu membutakan aksaraku
hahaha semoga kamu sehat selalu ya kak, oh ya jangan pernah berhenti mengagumi Tuhanmu dan
jangan pernah berhenti menjaga dirimu untuk perempuanmu nanti, karena itu alasan mengapa aku
mengagumimu. Oh ya mengenai aku yang sudah lama tidak melihatmu kak, aku hanya bisa berdoa
semoga Tuhan kita sudi untuk mempertemukan kita lagi.

Sampai berjumpa dengan aksaraku selanjutnya kak, atau langsung dengan diriku saja? Haha dadah
kakak tampan beralis tebal.

Pengagummu dari balik tembok malu.

No comments:

Post a Comment