19 January 2013

Surat Kaleng untuk @adimasnuel

Untuk Anak Ekonomi yang Mencandu Sastra

Kepada @adimasnuel

Hai Adimas Immanuel,

Dari buku yang aku baca, biasanya kamu dipaggil Dimas, tapi tolong ijinkan aku untuk
memanggilmu Adimas. Rasanya Adimas lebih cocok untukmu yang lahirnya di Solo. Ah
mungkin ini tak berhubungan, tapi biarkanlah aku menghubungkannya.

Aku terlambat tahu bahwa ternyata kita satu universitas. Dari timeline-mu semalam, aku juga
baru tahu jika saat ini sedang mengemban tugas mulia, KKN. Mungkin sudah sekitar 3 hari
kamu menyandang status Mas KKN. Gimana KKN-nya? Semoga desamu tak kekurangan
sinyal ya, agar aku terus bisa mengikuti timeline-mu.

Adimas, aku pengikut timeline-mu. Aku juga penikmat kawahlukamu.

Aku ingin sekali membacakan tulisanmu, dihadapanmu. Tulisan pertamamu yang ada di buku
Empat Cangkir Kenangan.

“Aku buku yang tak kau sentuh, melipat diri di halaman yang menoreh namamu dengan
peluh. Aku debu tebal di jemari kipas angin, separuh diriku masuk ke paru-paru yang pura-
pura tak ingin. Aku nampan berukir buah-buahan, apa yang gelas kaca sangsikan meski
sedia jadi tumpuan. Aku radio tua hialng suara, nada sumbang di telingamu yang mulai
tahu selera. Aku sapu lidi, separuh aku tercerabut ketika membersihkan pelataran batin
yang tak sudi. Aku asin air kolam, yang kau lempari batu saar sesal dan kesal hadir sebab
mata susah memjam. Aku lemak dadih di sup iga yang mendidih, yang kau hindari dengan
gemuk sebagai dalih. Aku daun nipah yang melebat mewah, saksi ciuman-ciumanmu dengan
kekasihmu di beranda rumah.”

Dari sekian tulisanmu, kamu pasti bertanya kenapa “Delapan Aku yang Tak Mendapat
Tempat di Dadamu” yang ingin ku bacakan di hadapanmu. Aku tergila-gila pada tulisanmu
ini, Dim. Membacanya membuatku tersadar, betapa sering kali kita menjadi sosok yang acuh,
tidak peduli pada hal-hal kecil. Yah, sebutlah tidak tahu terima kasih.

Terima kasih Adimas, karena kamu mempublikasikan puisimu ini, sehingga aku bisa
membacanya. Semoga ada waktu yang membuat aku bisa membacakan puisimu secara
langsung di hadapanmu.

--Pengintai @adimasnuel

No comments:

Post a Comment