Surat untuk Iban
Dear @cheeblo
Hai apa kabar? Mungkin kamu belum terlalu mengenalku. Tapi aku sering
membaca tulisanmu di blog. Jatuh cinta dengan gaya bahasamu bercerita. Kita sempat tiga
kali bertemu. Pertama dan kedua mungkin tak kamu ingat. Perkenalkan, seringkali aku disebut
gadis kecil manja yang masih asyik dengan dunia imajinasinya.
Tulisan pertama yang kubaca saat itu adalah “Pagi dan teh tarik yang
menunggu tuannya”. Aku suka pagi, pagi saat aku bangun dari dunia mimpi yang memberikan seribu
harapan. Kali ini aku membaca tulisan yang berbeda tentang pagi. Tulisanmu tentang pagi
dan harapanmu pada teh tarik. Mungkin lain kali kita bisa menikmati teh tarik berdua dan
bersama-sama menyambut pagi.
Saat surat ini kamu baca. Boleh aku mengirimkan rindu untukmu? Rindu
pada senyummu saat aku bangun dari tidurku. Senyum yang menyelamatkanku dari patah hati.
Senyum yang kulihat saat aku membaca tulisanmu di blog. Aneh ya, jatuh cinta karena
tulisanmu di blog J
Kamu tau apa yang kusuka darimu? Tidak perlu menjadi siapa-siapa tapi
cukup jadi kamu. Cinta memang tak beralasan. Kepadamu aku jatuh hati. Aku tidak
memintamu mempercayakan hidupmu untukku. Jabat tanganmu pertama kali di belakang kedai kopi
saat itu tak begitu ku ingat pun denganmu. Jabat tanganmu yang kedua justru yang
memperkenalkan namaku diingatanmu. Coba sebentar saja pejamkan matamu. Apa kau ingat? Belum
ya? Mungkin pertemuan-pertemuan lain yang akan mengingatkanmu padaku.
Oh ya aku juga suka foto-foto mu di blog dan foto-foto yang kulihat
saat terakhir kali kita bertemu. Sini, duduk didekatku ceritakan foto-fotomu padaku saat kita
bertemu lagi nanti. Selalu ada kepingan rindu yang kujaga, untukku sampaikan lagi saat kita
bertemu mata.
Iban, aku titip rinduku ke kamu ke Allah dulu ya. Juga berdoa agar
Allah selalu menjagamu. Tetap sehat, tetap semangat, berlari dan tersenyum. Karena dengan
mendoakanmu, menjadikan kamu mengingatku diharimu. Semoga.
Salam rindu,
Gadis kecil
No comments:
Post a Comment