Mengagumi Bara Dalam Diam
Baiknya, aku mengucapkan apa untuk surat kaleng ini? Selamat pagi atau salam kenal padamu? Hehe, iya, tentu, kamu mungkin tak mengenalku, namun aku sedikit banyak mengetahui tentangmu. Tepatnya, aku sedikit sering memperhatikanmu. Baik secara tidak sengaja ataupun memang menyempatkan diri berkunjung di timeline akun twitter milikmu.
Wuuu, tentu. Aku salah satu dari orang-orang yang mengikutimu di twitter. Maya? Sayang namaku bukan itu dan aku nyata, hehe. Aku hanya seseorang yang menganggumi banyak hal darimu. Baik hal besar yang sering kau ciptakan melalui karya, atau beberapa pemikiran yang kamu tuangkan dalam kata-kata melalui twitter.
Kamu itu belajar dari mana? Mengapa bisa membuatmu begitu menarik?
Oh iya, aku ingin memperkenalkan diri. uhuk!
Bara, aku hanya wanita yang kadang setiap pagi mencari keberadaan ponsel lalu mencek apakah kamu sudah merancau di dunia maya atau belum. Melihat dan membaca beberapa kata yang kamu tuliskan, meski kadang tidak kumengerti. Tapi aku juga tidak minat bertanya, aku lebih senang memperhatikanmu bicara apa saja. Kubayangkan saja, bibirmu sedang bergerak memalui apa yang kamu tulis. Atau aku menggambarkan ekspresi wajahmu melalui apa yang kamu tulis juga. Meski, mungkin tidak selalu tepat.
Bara, aku hanya wanita yang kadang luruh dalam cerita buatanmu. Merasa menjadi tokoh yang kamu kembangkan di sana, lalu sosok lelakinya? Kubagi sedikit rahasia, ya, kubayangkan itu adalah kamu. Manis sekali, kan? Haha, Aku tidak gila, Bara. Hanya menyenangi setiap susunan katamu saja. Salah sendiri, mengapa kamu pandai merangkai cerita indah. Hehe.
Bara, aku mungkin memang menganggumimu. Sosok yang kadang terlihat begitu kesal ketika mendapatkan beberapa pendapat menyebalkan dari followersmu. Kamu nampak lucu ketika sedang memberikan penjelasan bahwa apa yang mereka nilai itu keliru. Namun, aku malah kadang berpikir, mereka semakin senang saat melihat kamu kesal. Bukankah itu yang mereka inginkan? Mungkin.
Lalu bagaimana jika kamu tak usah menanggapi mereka saja? Anggaplah mereka seperti matahari, meski kadang panasnya menyebalkan, kamu tetap membutuhkannya, kan? Anggaplah mereka sesuatu yang bisa kamu jadikan energi baru untuk tetap berkarya. Karena hanya dengan itu mereka bisa diam. Ah, meski kadang justru iri mereka semakin mekar. Tidak masalah, Bara. Jangankan kita melakukan hal luar biasa, untuk hal-hal sepele saja selalu ada mereka yang tak menyenanginya.
Mereka kamu butuhkan, untuk membuat siapapun yang menyukaimu lebih berkesan. Bukan begitu? :)
Jangan kesal, Bara. Aku hanya memberikan saran saja. Lagipula, asal tahu saja, kamu lebih manis ketika sedang menuliskan kata-kata penuh rasa bahagia. Serius, aku bukan sedang menggombalimu. Lagian, siapa yang berani gombal pada penulis puisi-puisi indah satu ini? Yang ada, kamu menertawakanku karena kata-kataku buruk sekali. Hehe.
Jadi, tersenyumlah selalu untuk aku yang memperhatikanmu diam-diam. Ah, ya, untuk memperhatikan secara terang-terangan, jujur saja, aku malas. Haha. Lihat saja penganggummu di sana, banyak sekali, kan? Tapi, memang wajar kamu dikagumi, karena karya-karyamu indah. Seperti dirimu. Tentunya.
Baiklah, itu saja surat kaleng dariku. Yang sedikit memperkenalkan seperti apa aku memperhatikanmu. Kalau untuk mengungkapkan kamu seperti apa, semua juga sudah tahu, kamu itu indah. Kunanti karya-karya tulisanmu yang lainnya, Bara. Terimakasih telah memperindah dunia dengan karyamu. Tentunya, memberikan banyak inspirasi untukku.
Wanita yang diam di balik tumpukan followersmu.
:)
No comments:
Post a Comment