Selamat pagi Bapak,
Terima kasih telah selalu ada di hari-hari ku. Menyadari bahwa aku memiliki seorang Bapak seperti Bapak membuatku selalu bersyukur.
Terima kasih telah selalu ada saat aku membuka mata di pagi hari untuk memberi kecupan manis di keningku. Caramu membangunkanku sungguh manis.
Terima kasih telah selalu ada saat aku tak mampu menghadapi hari, saat hanya air matakulah yang menghiasi wajah menciptakan mendung di hariku. Saat itu aku tahu aku tak sendirian menghadapi dunia.
Terima kasih telah selalu bekerja keras demi putri semata wayangmu ini. Maafkan putrimu jika belum bisa memenuhi harapan Bapak selama ini.
Terima kasih atas waktu mu untuk mendengarkan segala keluh kesahku saat dini hari. Bahkan lelahmu tidak menyurutkan semangatmu untuk menghiburku.
Banyak kata terima kasih yang ingin ku ucapkan padamu, tapi aku tak pernah memiliki nyali yang kuat untuk mengatakannya langsung pada Bapak. Ketika hal itu kulakukan, mungkin air mata ini akan menetes seiring kata terima kasih yang ku ucapkan. Aku hanya tidak ingin membuat hari yang cerah ini menjadi mendung. Aku hanya tidak ingin membuat Bapak bersedih saat melihat cucuran air mataku. Itu saja. Entah sampai kapan aku akan menahan rasa terima kasih ini, tapi aku tahu aku akan mengatakannya nanti. Dan saat hari itu tiba, daftar terima kasihku padamu akan semakin menggunung.
Bapak, aku selalu terharu atas harap dan doamu padaku. Air mata selalu menitik setiap mendengarkannya. Oleh karenanya, aku selalu memilih diam di kamar mendengar semua harap dan doamu untukku sambil mengusap air mata dengan tissue. Tahukah Bapak? Putrimu ini selalu mendengar setiap perbincangan malam antara Bapak dan Ibu tentangku dan aku hanya pura pura tidur di kamar. Dalam hati berjanji, aku akan mewujudkan doa dan harapan itu untuk Bapak dan Ibu.
Bapak, setiap langkahku ini kulakukan untuk mu. Setiap jatuh bangun dalam hidupku ku persembahkan untukmu demi menghadirkan senyuman di wajahmu. Demi memberi rasa bangga atas kebahagian memiliki putri semata wayang di hidupmu. Itu salah satu caraku membahagiakan Bapak. Maaf jika aku tak membuatmu mengerti selama ini. Aku hanya tak ingin mengatakannya sebelum tujuanku tercapai.
Bapak, terima kasih sudah selalu menyakinkan Ibu atas semua pilihan hidup yang aku ambil. Bapak selalu percaya akan diriku. Bapak selalu mendukungku untuk hidup lebih mandiri.
Terima kasih atas kepercayaan Bapak. Aku tidak akan membuatmu kecewa. Selamanya akan aku pegang amanahmu.
Tertanda, putri kecilmu.
Terima kasih telah selalu ada di hari-hari ku. Menyadari bahwa aku memiliki seorang Bapak seperti Bapak membuatku selalu bersyukur.
Terima kasih telah selalu ada saat aku membuka mata di pagi hari untuk memberi kecupan manis di keningku. Caramu membangunkanku sungguh manis.
Terima kasih telah selalu ada saat aku tak mampu menghadapi hari, saat hanya air matakulah yang menghiasi wajah menciptakan mendung di hariku. Saat itu aku tahu aku tak sendirian menghadapi dunia.
Terima kasih telah selalu bekerja keras demi putri semata wayangmu ini. Maafkan putrimu jika belum bisa memenuhi harapan Bapak selama ini.
Terima kasih atas waktu mu untuk mendengarkan segala keluh kesahku saat dini hari. Bahkan lelahmu tidak menyurutkan semangatmu untuk menghiburku.
Banyak kata terima kasih yang ingin ku ucapkan padamu, tapi aku tak pernah memiliki nyali yang kuat untuk mengatakannya langsung pada Bapak. Ketika hal itu kulakukan, mungkin air mata ini akan menetes seiring kata terima kasih yang ku ucapkan. Aku hanya tidak ingin membuat hari yang cerah ini menjadi mendung. Aku hanya tidak ingin membuat Bapak bersedih saat melihat cucuran air mataku. Itu saja. Entah sampai kapan aku akan menahan rasa terima kasih ini, tapi aku tahu aku akan mengatakannya nanti. Dan saat hari itu tiba, daftar terima kasihku padamu akan semakin menggunung.
Bapak, aku selalu terharu atas harap dan doamu padaku. Air mata selalu menitik setiap mendengarkannya. Oleh karenanya, aku selalu memilih diam di kamar mendengar semua harap dan doamu untukku sambil mengusap air mata dengan tissue. Tahukah Bapak? Putrimu ini selalu mendengar setiap perbincangan malam antara Bapak dan Ibu tentangku dan aku hanya pura pura tidur di kamar. Dalam hati berjanji, aku akan mewujudkan doa dan harapan itu untuk Bapak dan Ibu.
Bapak, setiap langkahku ini kulakukan untuk mu. Setiap jatuh bangun dalam hidupku ku persembahkan untukmu demi menghadirkan senyuman di wajahmu. Demi memberi rasa bangga atas kebahagian memiliki putri semata wayang di hidupmu. Itu salah satu caraku membahagiakan Bapak. Maaf jika aku tak membuatmu mengerti selama ini. Aku hanya tak ingin mengatakannya sebelum tujuanku tercapai.
Bapak, terima kasih sudah selalu menyakinkan Ibu atas semua pilihan hidup yang aku ambil. Bapak selalu percaya akan diriku. Bapak selalu mendukungku untuk hidup lebih mandiri.
Terima kasih atas kepercayaan Bapak. Aku tidak akan membuatmu kecewa. Selamanya akan aku pegang amanahmu.
Tertanda, putri kecilmu.
oleh @supervitha
diambil dari http://supervitha.wordpress.com
No comments:
Post a Comment