28 January 2013

Kepada Kamu, yang Wajahnya Tersimpan dalam Hati

Hai, kamu.
Bagaimana kabar kamu di pulau Kalimantan ?
Aku harap kamu selalu dalam keadaan terbaikmu.
Dan tidak bertemu orang utan. Ehehehe.

Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana aku bisa tiba-tiba berada di friend request facebook kamu.
Mungkin kamu bertanya-tanya, siapa aku yang sok kenal sok dekat mengajak kamu chatting.
Atau mungkin juga kamu tidak bertanya-tanya :’)

So, here I go.
Aku pertama kali melihatmu pada saat antri mengambil ijazah.
Aku ingat waktu itu kamu duduk di sebelahku.
Aku tidak terlalu memperhatikanmu pada awalnya.
Tapi lama-kelamaan aku seperti tidak asing dengan wajahmu.
Rasanya wajahmu sudah aku kenal sebelumnya.
Atau mungkin wajahmu yang terlalu pasaran ?
Ehehe.
Entahlah, yang jelas saat itu aku menyimpan wajahmu dalam memori otakku.
Dan, kemungkinan besar, dalam hati juga.

Dan kemudian, karena hasrat kepo yang tinggi dalam diriku, aku mulai mencari informasi tentangmu.
Bak seorang detektif, aku mulai menelusuri identitasmu.
Pada akhirnya aku menemukan akun facebookmu.
Lucu ternyata banyak yang menyamakan dirimu dengan Christian Bautista.
Kalian memang agak mirip sih. Yaaa Christian Bautista KW Super lah :D

Dan kamu juga perlu tahu berapa banyak keberanian yang harus aku kumpulkan untuk sekedar menyapamu di chat facebook.
Dan bagaimana otakku berpikir keras memilih kata, membuat percakapan yang sekiranya membuatmu betah berbincang denganku.

Dan, ah…
Aku agak malu mengakuinya.
Aku minta maaf, sudah lancang menyebut namamu sehabis sujudku.
Aku minta maaf, telah memintamu kepada Tuhanku.
Aku minta maaf, telah berharap aku yang akan melengkapi tulang rusukmu.

Hampir setiap hari aku melihat akun facebookmu.
Hanya sekedar ingin tahu, kamu baik-baik saja disana.
Tapi ternyata aku menemukan hal lain.
Aku menemukan ternyata ada seorang gadis yang sepertinya juga menyebut namamu dalam doanya.
Gadis ini, aku tahu, memimpikan dirimu untuk meminangnya.
Aku tahu gadis ini bukan kekasihmu, tapi dia sangat berharap untuk itu.
Gadis ini, sepertinya lebih baik dariku.
Lebih cantik, lebih menyenangkan, lebih mengenalmu daripada aku.
Ah..aku jadi membandingkan diriku dengan dirinya.

Mungkin sampai disini dulu suratku.
Pikiran tentang gadis itu tiba-tiba melenyapkan kata-kataku.
Mungkin di suratku berikutnya aku bisa menulis lebih banyak kepadamu.

Ohya, maaf jika aku tetap menyebut namamu sehabis sujudku.

Dariku,
Yang menyimpan wajahmu dalam hati.

P.S : Kamu berniat membelikan mesin jahit ibumu ya ?
Ibumu pasti bangga mempunyai putra sepertimu :)

oleh @retnoSionter 
diambil dari http://pilong.tumblr.com

No comments:

Post a Comment