28 January 2013

Surat #DuaHati @yukidalamkurung dan @tfnyaprdht

Bersabarlah

Untuk nyonya Beautiful

Selamat malam juga sayang, maaf jika kadang suratku terlambat datang. Terlalu banyak yang harus diselesaikan di tengah laut sini, banyak yang harus ku atur agar pekerjaanku 100% sempurna. Apakah kamu sudah berlatih mengatur kehidupan? yaa kehidupan rumah tangga kita kelak.. hehehe..

Jika cinta itu buta, aku tak ingin. Aku tak ingin melewatkan beradu pandang dengan sepasang bola matamu itu. Jika cinta itu buta, bagaimana caranya kita melihat senja kegemaran kita berdua itu, sayang? Tuhan telah memberikanku karya seninya yang paling indah, ya, Kamu. Oleh karena itu aku sangat mengagumimu, pemilik lengkung senyum sempurna dengan sepasang sayup mata lemas yang selalu terjaga. Bersabarlah dengan segala siksa rindu ini ya, mungkin terdengar lebay, tapi izinkan kelak saat sudah waktunya doa-doaku mengisi rahim mu dengan segala kebaikan. Bersabarlah, karena katanya akan indah pada waktunya. Semoga dawai-dawai doaku selalu setia menemanimu dan selalu menjagamu.

Selat Makassar, 26 Januari 2013
Priamu

N.B: kata poseidon “suruh dia yang menemuiku langsung, bukankah kalian minta restu dariku? aku ingin bertemu dengan masa depanmu”. begitu katanya. hehehe



Oleh @yukidalamkurung untuk @tfnyaprdht
Diambil dari yukidalamkurung.tumblr.com




---



Surat balasan @tfnyaprdht untuk @yukidalamkurung

Semoga Kamu Tidak Jemu

Priaku,

akhir-akhir ini aku sedang rajin-rajinnya memasak. Masih masakan-masakan yang mudah saja sih, mengolah sayur terutama. Misiku adalah bagaimana caranya menyiasati rasa agar kamu mau makan sayur. Yang mencobanya baru pria tuaku, dan katanya enak. Ah tapi nampaknya masakanku seperti apapun akan dibilang enak. Pernah suatu hari tumisanku sangat asin dan beliau mengatakan “enak kok, rasanya pas.” Aku tidak percaya, lalu beliau melanjutkan, “kalo dimakan bersama nasi enak sekali”. Pria tuaku itu memang paling bisa menghibur putrinya. Sepulang kamu nanti akan kumasakkan sesuatu untukmu. Tidak akan terlalu asin, aku tahu tensi darahmu tinggi. Tapi bukan berarti hambar juga. Pokoknya pasti enak, aku sudah latihan.

Priaku, semoga kamu tidak jemu mendapati di setiap suratku selalu ada kata rindu. Termasuk di surat yang satu ini. Iya sayang, aku rindu kamu. Tidak sabar untuk segera bisa memeluk pinggangmu dari belakang. Dengan wajah yang jadi lucu serta rambut yang acak-acakan akibat diterpa angin. Dan masih bisa-bisanya kamu mengatakan aku cantik. Tidak tahukah saat itu pipiku langsung bersemu merah, salah tingkah? Dan sekarang - sambil menulis surat ini - aku senyum-senyum sendiri memikirkanmu? Rinduku makin jadi. Menyebalkan sekali. Kamu sangat pandai menikmati jarak. Ajarkan aku, di sini aku meneriakkan rindu hingga serak.

Priaku, fokuskan pikiran dan hati pada kerjaanmu, lalu cepat pulang dan peluk aku.

Yogyakarta, 27 Januari 2013
Wanitamu

N.B: Sudah dari lama kamu meminang hatiku. Kapan saatnya di hadapan orangtuaku?




Diambil dari breakfastattifanys.tumblr.com

No comments:

Post a Comment