28 January 2013

Harum Hujan


Selamat pagi, jangkung! 

Kau suka aroma harum hujan ketika mulai jatuh di permukaan bumi? Kau tahu aku suka sekali harum hujan. Saat rintikan hujan mulai membasahi permukaan-permukaan tanah yang kepanasan akibat matahari yang terlalu terik, saat itulah kita bisa mencium aroma harum hujan.

Kau harus mencoba mencium aromanya, sekali-kali. Berdua denganku lebih baik. Aku bisa menceritakan beberapa cerita hujan kepadamu. Kau tahu kan hujan pun memiliki ceritanya sendiri mengapa bisa jatuh ke bumi.

Harum hujan bagiku seperti aroma terapi. Membuat tenang diriku, pikiran-pikiranku. Ada kedamaian yang terasa olehku beberapa saat ketika aku menikmati aroma harum hujan itu. Harum hujan seperti itu seperti harum kehidupan.

Ah ya, dan kau tahu satu alasan lagi mengapa aku menyukai harum hujan? Karena pada waktu itu, setiap aku melihatmu di sekolah selalu saat hujan akan mulai turun dan menebarkan aroma harumnya itu. Sehingga harum hujan itu juga membuatku mengingatmu. 

Rasanya kau pun turut mengeluarkan harum hujan itu dari tubuhmu, membuatku tenang dan damai. Ah aku rindu sekali masa-masa itu. Kapankah aku dapat melihatmu lagi saat hujan akan turun? Harum hujan dan dirimu itu bagaikan paket lengkap bagiku yang haus akan aroma terapi itu.

Kemarin sore aku berjalan-jalan di sebuah taman di tengah kota Bandung. Cuaca mendung dan hampir hujan. Benar saja, hujan turun perlahan-lahan dan mulai membasahi bumi. Dan saat itulah aku merasa bernostalgia dengan harum hujannya itu. Sayang, sore itu hanya kurang kehadiran dirimu.


Ditulis oleh : @BelindaDwi
Diambil dari http://dwilestaribelinda.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment