23 January 2013

Melati Putih 90-an

Hari #9, 22 Januari 2013
 
Dear Kak Meisy,
 
Pertama-tama, aku ingin mengajukan satu pertanyaan; Kak Meisy kemana? Seingatku, aku terakhir mendengar lagu Kak Meisy saat masih SD kelas 1. Lalu mendadak aku tak bisa menemukan kakak di sudut televisi manapun. Kakak dimana?
Kak, aku penggemar berat kakak. Lagu favoritku Melati Putih. Aku ingat sekali wakwtu itu aku menyanyikan lagu kakak saat tetanggaku mengadakan pesta ulangtahun. Dengan mic dan teks lirik. Lalu teks itu terjatuh karena angin dan—dengan kepolosan anak TK yang luar biasa—aku mengambil kertas itu dan menganggap tak ada kesalahan apapun yang terjadi. Tetap saja aku menyanyi dengan percaya diri. Padahal peristiwa itu diingat seluruh desa betahun-tahun dengan penuh tawa. Ironis.
Namun kembali pada inti pertama; kemana kakak pergi? Kemana lagu Melati Putih yang dulu menjadi lagu kebangsaan anak TK dan SD? Kemana wajah polos bocah-bocah yang dulu dengan ceria menyanyikan lagu anak-anak itu? Pantaskah anak di bawah umur menyanyikan lagu-lagu bertema cinta dan super galau? Ini dunia musik Indonesia mau merusak mental suci mereka?? Mau jadi apa negara ini nanti??
Kak Meisy,
 
Sekarang semua penyanyi-penyanyi cilik mulai beranjak dewasa. Bahkan kalau mereka kembali menyanyi pun, yang mereka nyanyikan lagu-lagu cinta yang tidak pantas di dengar anak-anak. Kadang-kadang aku kasihan melihat anak SD yang berjalan pulang ke rumah sambil bersenandung, “Karena separuuuh aaaakuuu dirimuuu” aku bahkan tidak yakin mereka tahu makna lagu itu.
Dan aku membandingkan lagu mereka dengan lagu-lagu yang kudengar waktu kecil. Dulu ayahku melarang aku menyanyikan lagu cinta, melihat sinetron, menonton film India. Ayahku memperkenalkanku pada kakak. Ayah selalu membelikanku kaset-kaset kakak. Setiap aku menyanyikan lagu Melati Putih, aku selalu merentangkan tangan dan berkhayal bahwa aku sedang di taman penuh melati, dengan angin berhembus sepoi-sepoi, dan mengenakan gaun putih polos yang dari kecil aku impi-impikan.
Kakak tahu? Saat ada orang bertanya padaku apa cita-citaku, dengan polos aku menjawab,
“Ingin menjadi Meisy.”
 
Kakak inspirasiku untuk belajar bernyanyi. Kakak inspirasiku untuk mencintai musik. Jadi kak, dimanapun kakak berada, kalau kakak membaca ini, aku ingin kakak tahu bahwa kakak tidak pernah dilupakan. Kakak adalah salah satu ‘sesi’ku bertumbuh. Mungkin kalau digambarkan, begini susunan hidupku:
Dilahirkan – Bayi – Balita – Kenal Kak Meisy – Cinta Kak Meisy – Tidak melihat Kak Meisy lagi – Remaja – Dewasa.
Bahagia dan normal sekali bukan? Bandingkan dengan susunan hidup anak SD jaman sekarang:
Dilahirkan – Bayi – Kenal K-Pop – Ngefans SUJU – Lihat Dahsyat .
Dan mereka pun remaja sebelum waktunya.
Anyway, aku berharap kakak membaca ini dan kakak akan tahu bahwa kakak berhasil membuat seorang manusia tumbuh sewajarnya tanpa sesi tambahan apapun. Kakak adalah inspirasiku dan inspirasi semua anak 90-an. Semoga kakak selalu sehat dan bahagia, dan yang paling aku inginkan: semoga kakak kembali berkarya!
Salam cinta,
Penggemar berat kakak dengan masa anak-anaknya yang sukses


oleh @tullatul untuk Meisy (tidak ada akun twitter)
diambil dari http://gulajawadua.blogspot.com

No comments:

Post a Comment