#30HariMenulisSuratCinta adalah proyek non komersil yang digagas untuk menggabungkan kesenangan menulis di twitter dan blog. Proyek belajar menulis bersama ini dilaksanakan setiap 14 Januari - 14 Februari setiap tahunnya. Ini adalah tahun ketiga pelaksanaan proyek menulis yang juga menjadi ajang silaturahmi dari blog ke blog.
23 January 2013
Gitaris Tercintaku
Dear Mas @piyu_logy
Haloo.. Apa kabar Mas Satrio Yudi Wahono dan keluarga? Semoga selalu sehat dan selalu dalam keberkahan Tuhan. Maaf, jika tiba-tiba menyapa dan beberapa saat meminjam indera-indera untuk sekejap membaca dan memahami tulisan ini
Mungkin Mas tak mengingatku, dan sudah barang tentu belum mengenalku Tapi, aku selalu mengingat dan mengenang malam itu. Malam pertemuan pertamaku denganmu. Tak sekadar menikmati permainan gitarmu dari jauh. Tapi bisa menikmati senyummu dengan bahuku tak berjarak dengan bahumu saat itu.
Terima kasih sudah memberikan sambutan yang baik kepadaku. Terima kasih sudah mengijinkan aku mengabadikan pertemuan malam itu di dalam kameraku. Terima kasih atas senyum yang meneduhkan itu.
Asal kau tahu, aku tak pernah membayangkan malam itu bisa terjadi padaku, meski aku menahun memimpikan hal itu. Rasanya aku begitu bodoh dan terlalu berlebihan jika mengharapkan bisa bersanding denganmu, tanpa jarak, meski hanya untuk sekian detik lamanya. Namun, Tuhan yang selalu menyaksikan segala kekagumanku padamu, hingga diberikan-Nya hadiah padaku, tentang malam itu.
Tak seperti konser-konser yang sengaja digelar, yang menghadirkan satu band favoritku, dimana ada kau sebagai gitarisnya, Padi. Dimana aku selalu berada di barisan terdepan dan seakan tak mau berkedip saat kau memainkan gitar dengan sepenuh hati. Sungguh, selalu memukau. Bahkan untuk beberapa lagu, aku bisa mengharu biru sebab penampilanmu.
Namun malam itu, aku melihatmu dalam balutan kemeja putih dan celana jeans sederhana. Kau rapi sekali malam itu dan sendirian. Tak ada tentang Padi yang sedang kau pertemukan dengan penggemarnya, semacam aku. Entahlah, aku pun tak tahu jika kau menjadi bagian dari acara itu, Social Media Festival, di Plaza FX, dua tahun lalu. Aku tak dapat tempat duduk seperti yang lain yang sedang menyaksikan penampilanmu malam itu. Tanpa malu-malu, aku duduk bersila, di lantai tanpa alas, tepat di depanmu, hanya berjarak sekian centimeter dari bibir panggung kecil tempatmu berlagu.
Kemudian, aku tak sendirian, banyak pengunjung turut duduk melantai bersamaku. Maaf, aku terkikik geli dalam hati saat itu. Ketika kau berikan pertanyaan tentang judul single solo terbarumu, aku ingin turut menjawabnya. Tanpa ragu. Meski baru, lagu itu sudah aku hafal dengan baik. Aku penggemar gilamu, Mas
Beberapa yang lain mampu menyebut judul lagumu dengan baik, “Sakit Hati”. Tapi tak satu pun bisa menyanyikannya meski sedikit. Sampailah tantangan itu padaku. Sungguh, tetiba aku tergagap. Mendadak lupa pada segala lirik lagunya. Bibirku tak henti bergetar, pun saat satu suku kata telah kuucap. Aku terbata menyanyikannya. Tak seperti biasanya. Ah, kenapa ya? Maaf jika malam itu karyamu sedikit lecet olehku Sungguh, terima kasih atas apresiasimu malam itu. Aku malu :’) Mmmm yang penting, aku bisa membawa pulang kaos darimu dan foto bersamamu
Malam itu aku sungguh menikmati “kebersamaan” denganmu. Bernyanyi bersamamu, tanpa peduli apa pun, termasuk waktu. Hingga aku membuat teman-temanku menunggu, lebih lama. Aku pun tak sadar, mereka memerhatikan semua perbuatanku dan hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya. Selain kepadamu, kepada kedua sahabatku pun aku berterima kasih, telah menyempurnakan pertemuanku denganmu. Rela menemaniku menunggumu usai melakukan kewajiban dalam acara itu, dan mengambil gambar, aku bersama denganmu :’)
Sampai sekarang dan semoga seterusnya, setiap karyamu bisa menjadi kesukaanku, selalu. Aku selalu menantikan yang terbaik darimu. Dan sesungguhnya, aku rindu dengan kesatuan karyamu bersama sahabat-sahabatmu, Padi. Aku tunggu ya, Mas
Terima kasih atas kesediaanmu membaca sedikit cerita dariku. Ya, ini hanya sebagian kecil cerita yang aku punya, tentangmu. Cerita ini yang tak henti-hentinya berlarian dalam ingatanku. Aku menyukainya. Sangat. Pun dengan cerita-cerita lain tentangmu, selalu melukis senyum dan menyisakan tawa. Aku, memang selalu suka.
Teruslah berkarya. Dan, salam bahagiaku untuk keluarga Mas Piyu
Aku,
Aremanita penggemar setiamu
Oleh: @wulanparker untuk @piyu_logy
Diambil dari http://lunastory.wordpress.com/
Labels:
Surat Cinta #9
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment