Untuk empat orang pelantun nada yang teristimewa,
Hai. Boleh pinjam nama kalian sebentar? Sebelumnya,
aku minta maaf kalau surat ini akan terasa sangat formal, berbanding
terbalik dengan gaya percakapan kita sehari-hari. Ini surat pertamaku
untuk kalian. Jadi bersiaplah untuk menemukan banyak momen-momen yang
pertemanan kita yang akan kuceritakan di sini, yang mungkin kalian sudah
lupa tapi aku akan selalu ingat akan hal itu.
Aku masih ingat benar awal perkenalan kita.
Tidak, kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Aku telah menjadi penikmat
musik kalian sejak awal kemunculan kalian di tahun 2005, tapi aku tidak
pernah melihat penampilan langsung kalian sebelumnya. Baru pada tahun
2007, kesempatan itu datang.
Berawal dari keisenganku untuk mencari-cari account kalian di Friendster. Iya, Friendster. Mungkin era Friendster
terdengar sangat kuno. Tapi memang dari situlah semua cerita kita
bermula. Pertama, aku menemukan account milik salah satu dari kalian.
Bermodalkan nekat, aku menekan tombol “send friend request”.
Aku tidak berharap banyak. Tak disangka-sangka, beberapa hari kemudian,
aku mendapatkan notifikasi bahwa kamu menerima friend request dariku.
Aku pun meninggalkan testimonial (begitu kata Friendster, meski
sebenarnya lebih merupakan pesan) di profilmu. Tanpa kuduga, kamu
membalasnya. Dari situlah hubungan pertemanan kita dimulai.
Singkat cerita, kita menjadi teman akrab. Obrolan
yang terjadi di antara kita pun bukan seperti layaknya seorang artis
dengan penggemarnya, tapi lebih seperti teman. Hampir satu tahun kita
hanya berinteraksi melalui Friendster tanpa pernah bertemu
langsung. Namun, aku yakin, suatu hari nanti, aku tidak hanya akan
bertemu denganmu. Tapi juga dengan tiga orang istimewa lainnya.
Kesempatan pun semakin terbuka lebar ketika awal
tahun 2008 aku berkenalan dengan sesama penggemar. Kalian pasti tahu
siapa yang aku maksud karena ia telah mengenal kalian sejak lama. Sama
dengan perkenalan awalku denganmu, aku berkenalan dengannya melalui Friendster. Berawal dari bertukar pesan di Friendster, kami bertukar nomor handphone. Awalnya aku ragu untuk memberikannya nomor handphone-ku, tapi tidak kusangka-sangka, keputusanku untuk memberikan nomor handphone-ku kepadanya adalah keputusan yang akhirnya memberikanku kesempatanku untuk bertemu dengan kalian secara langsung.
Aku masih ingat dengan jelas percakapanku denganmu
yang terjadi secara langsung. Via telepon. Waktu itu, melalui temanku
ini, aku berbicara denganmu. Aku memperkenalkan diri dan inilah respon
yang kamu berikan:
“Oh… iya, gue inget. Kita kan sahabat di dunia
maya, ya. Ayo lah, nonton kita manggung jadi temenannya bisa lanjut di
dunia nyata.”
Tidak lama setelah itu, tepatnya tanggal 8 Juli
2008, kesempatan yang telah kunanti-nanti itu akhirnya tiba. Aku bertemu
tidak hanya denganmu, tapi dengan tiga orang lainnya. Awalnya, aku
sangat gugup. Ya, bertemu dengan artis idola, siapa juga yang tidak
gugup? Tapi ternyata kegugupanku itu tidak berarti karena kalian
berempat sangat ramah. Aku tidak merasa sedang mengobrol dengan artis
idola. Aku merasa seperti teman kalian. Dan itulah yang aku rasakan
sampai sekarang.
Berkat perkenalanku dengan kalian, aku juga
mendapatkan banyak teman-teman baru. Kami sesama penggemar kalian, tapi
hubungan kami sudah seperti saudara. Awalnya aku hanya bisa mengagumi
kalian seorang diri, tapi sekarang aku sudah mempunyai teman-teman yang
bisa berbagi tentang kecintaan kami kepada kalian bersama-sama.
Banyak orang menganggap hubungan artis dengan
penggemarnya tidak akan pernah dekat, akan selalu ada gap di antara
mereka. Tapi aku tidak merasakan hal ini. Yang aku rasakan, dan juga
teman-temanku rasakan, adalah hubungan pertemanan. Ya, kalian menganggap
kami semua teman. Tidak banyak artis yang demikian. Pada detik itu, aku
menyadari bahwa aku mengidolakan orang-orang yang baik dan tepat.
Pengalaman kita sebagai teman sangatlah banyak.
Ingatkah kalian waktu kita semua pergi ke Dufan? Itu merupakan salah
satu pengalaman yang paling menyenangkan karena kita bisa bermain
bersama-sama di taman hiburan yang sangat sepi. Aku ingat betul. Manajer
kalian mengatakan seharusnya hari itu kalian melakukan rekaman untuk
album terbaru kalian, tapi kalian lebih memilih untuk pergi ke Dufan
bersama kami.
Oh! Satu hal yang paling penting. Sebenarnya aku
ingin meminta maaf. Secara tidak sengaja, aku menjerumuskan kalian ke
jurang berbahaya yang bernama K-Pop. Aku ingat betul, dulu kalian sering
menggodaku karena aku menyukai K-Pop. Tapi setelah itu, kalian semua
berhasil aku tularkan virus K-Pop. Kita semua mengidolakan BigBang dan
2NE1. Sewaktu BigBang mengadakan konser di Jakarta bulan Oktober 2012
yang lalu, kita menontonnya bersama-sama. Itu juga menjadi salah satu
pengalaman yang tidak akan kulupakan: menonton konser artis idola
bersama artis idola lainnya. Sekedar mengingatkan, kalau 2NE1 datang ke
Jakarta, kita harus nonton bersama-sama lagi ya ;)
Banyak orang yang merasa iri dengan pertemananku
dengan kalian dan mereka mengatakan bahwa aku sangat beruntung bisa
mengenal kalian. Ya, aku memang beruntung bisa mengenal sosok kalian
secara pribadi. Dan aku ingin berterima kasih atas kejutan-kejutan kecil
yang kalian berikan kepadaku: ucapan ulang tahun, bahkan sedikit
kejutan kecil di bagian ‘thanks to’ album terbaru kalian.
Sekali lagi, aku cuma bisa mengucapkan terima kasih
kepada kalian yang sudah seperti temanku sendiri. Terima kasih telah
membawa pertemanan kita di dunia maya ke dunia nyata. Aku akan terus
mengagumi kalian, mengagumi karya kalian, dan menunggu karya-karya
kalian berikutnya.
Oleh @nessamantha untuk @kamga_mo @NerraMerlin @chevrinAnayang @TaTahir @TanggaMusic
Diambil dari http://pieceofcupcakes.tumblr.com
No comments:
Post a Comment