Terpikat
Semalaman
Dear Kak Andi Gunawan... @NDIGUN
Hai Kak Ndigun.. :)
Aku masih ingat ketika pertama kali aku melihatmu membacakan puisi dalam peluncuran bukunya Kak Tomat.. :D Duuhh.. aku terpikat...sangat... :3 Sampai-sampai aku tak bisa mengalihkan pandangku kepada apa pun lainnya. Asal kau tahu, saat itu, aku duduk di barisan paling depan. Mungkin memang bukan karena kamu, aku memang menyukai puisi dengan segala sesuatunya. Maka, pada malam itu, aku tak ingin melewatkan bagian mana pun dari serangkaian launching buku Kak Tomat.
Aku pun tak pernah menyangka, bahwa sedemikian aku mengingat semua tentangmu yang memikatku malam itu. Selalu menghitung hari dan menunggu-nunggu saat pertemuan itu lagi. Sejak saat itu aku menjadi pemerhati linimasa-mu. Dan hingga suatu waktu, aku menyadari bahwa rangkai katamu bukanlah aksara yang terserak. Semuanya mampu membuat rasa-rasa menderak-derak mengikuti arti dari huruf-huruf yang telah tercetak.
Kemarin, ketika kamu sendiri yang memiliki kesempatan berbagi tentang Merentang Pelukan, sayang sekali aku tak bisa turut berpelukan. Dengan rangkai kata yang telah kau cipta, atau pun kau baca. Padahal, sesungguhnya aku sangat ingin bertemu denganmu kembali. Seperti yang telah lama aku nanti.
Sampai waktu itu, ada seorang teman yang bermaksud membantuku untuk mendapatkan buku dengan tandatanganmu. Namun sepertinya Tuhan belum juga mengizinkan. Entah ini ujian untukku yang begitu besar berpengharapan. Padamu, tentangmu, dan setangkup rindu yang setidaknya bisa terungkap lewat bukumu. Aku harap, suatu kali nanti aku bisa mendapatkan buku Merentang Pelukan dengan tandatanganmu. Pun menemuimu. Mengatakan bahwa aku mengagumimu, di hadapanmu.
Sebenarnya aku ingin menyebut namaku disini, agar aku bisa mengharap balasan darimu. Sayangnya, aku harus malu-malu dulu. Sungguh, aku mengagumi cintamu kepada syair dan caramu mengabadikannya dalam pembacaan yang mengagumkan. Aku ingin bisa sepertimu. Akan lebih bersemangat, jika kamu yang mengajarkannya sendiri padaku. Ah, aku berlebihan yaa... Tapi sungguh, benar ini yang aku rasakan.
Terima kasih sudah membaca segala ceritaku, tentangmu, dan tentu saja untukmu.
Semoga kita bisa bertemu kembali di lain waktu.
Aku,
pengagum rahasiamu :)
Dear Kak Andi Gunawan... @NDIGUN
Hai Kak Ndigun.. :)
Aku masih ingat ketika pertama kali aku melihatmu membacakan puisi dalam peluncuran bukunya Kak Tomat.. :D Duuhh.. aku terpikat...sangat... :3 Sampai-sampai aku tak bisa mengalihkan pandangku kepada apa pun lainnya. Asal kau tahu, saat itu, aku duduk di barisan paling depan. Mungkin memang bukan karena kamu, aku memang menyukai puisi dengan segala sesuatunya. Maka, pada malam itu, aku tak ingin melewatkan bagian mana pun dari serangkaian launching buku Kak Tomat.
Aku pun tak pernah menyangka, bahwa sedemikian aku mengingat semua tentangmu yang memikatku malam itu. Selalu menghitung hari dan menunggu-nunggu saat pertemuan itu lagi. Sejak saat itu aku menjadi pemerhati linimasa-mu. Dan hingga suatu waktu, aku menyadari bahwa rangkai katamu bukanlah aksara yang terserak. Semuanya mampu membuat rasa-rasa menderak-derak mengikuti arti dari huruf-huruf yang telah tercetak.
Kemarin, ketika kamu sendiri yang memiliki kesempatan berbagi tentang Merentang Pelukan, sayang sekali aku tak bisa turut berpelukan. Dengan rangkai kata yang telah kau cipta, atau pun kau baca. Padahal, sesungguhnya aku sangat ingin bertemu denganmu kembali. Seperti yang telah lama aku nanti.
Sampai waktu itu, ada seorang teman yang bermaksud membantuku untuk mendapatkan buku dengan tandatanganmu. Namun sepertinya Tuhan belum juga mengizinkan. Entah ini ujian untukku yang begitu besar berpengharapan. Padamu, tentangmu, dan setangkup rindu yang setidaknya bisa terungkap lewat bukumu. Aku harap, suatu kali nanti aku bisa mendapatkan buku Merentang Pelukan dengan tandatanganmu. Pun menemuimu. Mengatakan bahwa aku mengagumimu, di hadapanmu.
Sebenarnya aku ingin menyebut namaku disini, agar aku bisa mengharap balasan darimu. Sayangnya, aku harus malu-malu dulu. Sungguh, aku mengagumi cintamu kepada syair dan caramu mengabadikannya dalam pembacaan yang mengagumkan. Aku ingin bisa sepertimu. Akan lebih bersemangat, jika kamu yang mengajarkannya sendiri padaku. Ah, aku berlebihan yaa... Tapi sungguh, benar ini yang aku rasakan.
Terima kasih sudah membaca segala ceritaku, tentangmu, dan tentu saja untukmu.
Semoga kita bisa bertemu kembali di lain waktu.
Aku,
pengagum rahasiamu :)
Kak ngun aku aja melting x))
ReplyDelete