26 January 2013

Surat Kaleng untuk @andridwianugrah


Untuk @andridwianugrah
Selamat malam kamu yang berambut keriting, berkaca mata, jaket merah, celana panjang hitam, sepatu pantopel hitam, berkulit hitam :-)

Ingat tidak?
Pasti sudah lupa. Mungkin cuma aku yang masih mengingat setiap detail yang ada padamu malam itu.

Aku ingin kamu membaca ini. Membaca semua yang tidak pernah kuungkapkan.

Tahun pertama.
Pertama kali kita bertemu, rambut keritingmu, kaca mata, rokok yang kamu hisap, jaket hitam, jeans hitam, sendal hitammu, masih melekat diingatanku. Yang ada dalam pikiranku saat itu adalah kamu laki-laki paling aneh yang ada. Aku takut melihatmu. Seram. Coba kamu ingat lagi saat itu.
Besoknya kita tidak bertemu. Kamu tahu? Aku menangis saat itu? Aku dimarahi temanmu yang seperti monster. Tangisku seperty bayi yang tidak diberi susu. Ah aku malu menceritakan ini padamu. Tapi hari kemudian kamu datang :-) aku senang, kamu menyelamatkanku dari temanmu yang galak-galak. Sejak hari itu aku merasa tenang bila kamu ada walaupun aku tak berbicara denganmu. Sekedar ada saja.
 hari terus berlalu, semuanya berjalan. Aku masih ingat ketika ponselku berbunyi berulang kali di malam hari tanpa kukenal siapa gerangan di sana. Paginya di hari minggu, setelah beberapa malam ponselku berbunyi terus aku memberanikan diri untuk menelpon balik. Tapi tak ada hasil. Aku mengirimkan pesan singkat dan dibalas. Tidak pernah kusangka itu kamu. Rasanya sama saja, perasaanku, aku menganggapmu yang tadinya iblis berubah menjadi malaikat penolongku.
 Hari terakhir bersama itu diguyur hujan. Entah apa yang membuatku hanya suka hujan dihari itu. Saat itu aku sangat menikmatinya. Hujan, aku tidak kedinginan. Aku dan temanku pulang hujan-hujanan saat itu. Aku ingat sekali, aku sudah jauh tapi masih melihat kebelakang. Aku sangat suka hujan itu. Tidak seperti sekarang.
 Malam hari selalu kusaka, saat dimana aku bercerita semua dengamu begitu juga sebaliknya. Masih ingat? Jangan paksa memorimu, baca saja ini.
Kamu yang membuatku bergadang hingga larut, itu pertama kalinya loh. Kamu bilang "cemen" tidur cepat. Kupaksa, tapi aku senang. Sedihnya itu tak berlangsung lama.
Aku masih ingat terakhir kali kamu menghubungi. Saat itu kupikir tidak akan ada lagi telpon darimu, tapi tetap kutaruh ponselku diposisi seperti malam biasanya. Kamu menghubungi saat aku tertidur, kujawab dengan setengah sadar. Singkat. "sudah tidur?" "sudah" jawabku. Kalau aku tahu itu telpon terakhirmu, aku pasti akan bangun.
 Esok malam dan seterusnya tidak ada lagi. Ponselku tetap menyala malam hari dan berharap kamu menghubungi. Tidak pernah ada lagi.

Kenapa? Kamu lelah membaca ini? Tolonglah baca sebentar, semua ini selalu ingin kukatakan tapi tidak pernah bisa. Silahkan hisap rokokmu. Sebatang saja.

 Tahun pertama berakhir dan sekarang waktu terakhir dapat melihatmu secara jelas. Ditahun kedua ini aku selalu berharap dapat bersama denganmu, tapi ijinkan aku mengucapkan kata maaf karena telah berkhianat pada cintaku. Maaf kan aku telah bersama dengan yang lain. Aku tidak tahu perasaanmu. Tapi sorot matamu itu melekat, melotot padaku. Aku takut. Salahku. Aku hanya mencoba melupakanmu karena dia memaksaku, temanku bilang cobalah pergi darimu. Tidak bisa, aku bersama dia tapi cintaku tetap kamu. Maafkan aku. Walaupun kamu tidak pernah cinta padaku.Semua itu terjadi singkat. Kuakhiri semuanya karena memang bukan dia yang di hatiku.

 Api unggun malam itu begitu hangat. Malam terakhir bersama. Senyummu masih melekat di memoriku sama seperti biasanya. Aku menjauh. Tak kusadari semuanya. Tapi senang di hatiku tak bisa disembunyikan. Ah, andai aku tidak lari dulu mungkin sekarang tak akan seperti ini. Sudahlah, lupakan.

Kamu ingat saat itu? Sudah kubilang tidak usah memaksa. Baca saja.

 Tahun kedua pun berakhir kamu pergi dan aku selalu berharap bertemu lagi. Tapi tidak pernah. Memasuki tahun ketiga aku tetap sendiri mencintaimu. Oh ya, kamu sudah bersama dia. Selamat ya :-) Senang sekali membaca semuanya, maaf aku membaca semua yang tertulis dijejaring sosialmu. Senang rasanya karena kamu bahagia, tapi maaf aku mencintaimu.
 Kenapa kebahagianmu tidak selamanya? Harusnya kamu pertahankan dia agar aku bisa selamanya pergi. Dia kenapa? Apa yang kamu perbuat? Sedih loh melihatmu seperti ini. Maaf sekali lagi, aku membacanya. Hatiku teriris. Kenapa bukan aku? Kamu tidak tahu ada aku yang mencintaimu.
 Banyak yang ingin kutulis ditahun ketiga ini, tapi mungkinbkamu tidak ingin membacanya. Yasudahlah...

Tenang, ini yang terakhir. Jangan berhenti.

 Tidak terasa tahun keempat. Aku mencintaimu. Kudengar kamu dengan dia yang lain lagi. Tapi kenapa hanya sebentar. Ada masalah apa? Kamu mencintai dia yang pertama? Dia dan dia dihidupmu membuatku senang, mereka memberi cinta yang tak bisa kuberikan. Aku selalu ingin berterima kasih pada mereka karena telah menjagamu walau sebentar. Setidaknya kamu tidak sendiri seperti aku.
 Aku tidak seperti mereka. Kalaupun kamu bersamaku tidak akan mendapat pujian karena memiliki orang seperti aku. Aku memang banyak kurangnya. Tapi lebihku adalah bersamamu. Lemahku sendiri. Maaf karena telah menyalahkanmu.

Maaf... Maaf... Maaf kan aku menyalahkanmu. Maaf...

 Kapan ya aku dapat melihatmu? Tahun ini belum.
Terima kasih karena telah membiarkanku mencintaimu selama empat tahun ini walaupun tak memberi ijin. Maaf jika kamu tidak berkenan. Aku mencintaiku entah sampai berapa tahun lagi. Kuharap selamanya.

No comments:

Post a Comment