Kepada:
@mutiaamalia
Ada
banyak alasan seseorang untuk terluka, begitupun bahagia. Namun di surat ini,
ijinkanlah aku berbicara kepadamu meski tak bertemu dengan segala duka yang
kadang menyelinap membuat sesak ruang-ruang sempit di dada, karna di namamulah
aku kadang mencairkan imajinasi ku ini mencoba menguapkan menjadi tawa.
Hii
dea, aku menyadari sesadar-sadarnya, bahwa aku hanyalah seseorang pemujamu
saja, bahkan aku juga bukan hal yang paling sepele dalam hidupmu. Dan kau
tahu... kau pun mampu melenyapkan aku dalam hitungan detik tanpa rasa sakit.
Aku
tak dapat menghitung berapa banyak kekagumanku kepadamu. Sungguh aku begitu
terkagum-kagum kepadamu dan berharap waktu membiarkan kita menjadi abadi,
menjadi tuhan bagi kita sendiri dengan menjadi pemilik teguh dari hati ke hati.
Wahaii
dea, engkaulah sebenar-benarnya yang menjadi bidadari, sedangkan aku adalah
lelaki dengan kekaguman yang terlampau menggebu. ***
kerenn
ReplyDelete