Untuk Kamu, Tanpa Perlu
Balasmu.
Kepada : @adelphobalaw
Dear kamu.
Surat ini kubuat dengan penuh pertimbangan
Surat ini untuk kamu. Surat
ini datang dengan segenap rindu.
Rindu yang selalu kumiliki walau tak kunjung kau
hampiri.
Rindu ini tak pernah lari,
dia selalu ada disini.
Dengan paket surat dan rindu
ini, biarkan aku sedikit bercerita..
Pertama, maaf karena aku
menyita waktumu dengan membaca surat ini.
Yah mungkin surat ini tidak penting bagimu.
Maaf juga karena selalu
membuatmu terganggu dengan tingkahku.
Aku tahu seharusnya aku
dengan umurku ini, paham dengan batas untuk sekedar menaruh perhatian kepadamu.
Tapi batas itu tidak berlaku
untukmu.
Maaf jika kau mual dengan
segala ucapanku..tapi memang begitu.
Izinkan aku bicara soal diri
ini yang selalu mengagumimu.
Aku mengenalmu ketika kamu
masuk SMA yang sama denganku, tapi umurku setahun lebih tua darimu.
Itu membuat kita menjadi kakak
kelas dan adik kelas.
Lalu, aku lihat di salah satu
social media, ramai membicarakanmu sebab wajahmu yang mirip dengan salah satu
artis.
Aku mulai mencari tahu, dan
ternyata benar..kau mirip dengan artis yang aku idolakan tersebut.
Sejak saat itu, kamu makin
ramai dibicarakan oleh teman-temanku di twitter dan aku salah satu yang
mengidolakanmu.
Seiring berjalannya waktu,
topik akan dirimu mulai dilupakan. Namun tidak denganku.
Aku masih menyimpanmu rapat,
tanpa sekat.
Kamu tidak perlu tahu bagaimana
bisa aku begitu menyimpan dirimu sampai sejauh ini.
Karena akupun tak tahu.
Rasa ini bukan rasa yang
meminta balasmu. Dia tulus , jadi...jangan takut.
Aku tidak mengharapkan
apapun..hanya ingin memberi tahumu.
Karena setelah ini, aku harap
aku akan lega.
Karena pada akhirnya sebagian
dari hatiku merelakan kisahnya tentangmu untuk kutuliskan disini. Di surat ini
Dulu memang aku mengagumimu
karena kemiripanmu dengan artis tersebut.
Tapi bukan, aku sadar bukan
karena itu.
Aku pun tak tahu mengapa, kamu
selalu menarik. Menarik perhatianku.
Terakhir, biarkan aku berkata
seribu maaf ,
Untuk waktu yang kau luangkan
Untuk tingkah yang selama ini
mengganggu.
Untuk rindu yang hadirnya pun
aku tak tahu.
Untuk rasa yang entah mengapa
selalu ada.
Untuk kekaguman yang tak pernah
luntur.
Untuk Kamu.
Maaf, Po.
No comments:
Post a Comment