Ingatlah
Kepada Salsa,Sal, tak perlu mengkhawatirkanku berlebihan. Kesehatanku kini perlahan membaik lagipula aku memang telah terbiasa melakukan segalanya sendirian jadi sakit seperti ini dan harus merawat diriku sendiri bukan hal yang baru lagi.
Salsa, aku janji mulai sekarang akan menjaga pola makanku, dokter juga menperingatkanku dengan keras waktu aku periksa kemarin. Jadi mau tak mau mulai sekarang aku harus membenahi pola makanku.
Kemarilah jika memang punya waktu. Pulau Rote terlalu sayang untuk tak dikunjungi. Tapi sekarang yang terpenting adalah kamu harus menyelesaikan kuliahmu dahulu, membanggakan mereka dengan gelar sarjana yang nantinya ada pada belakang namamu. Bukankah kebahagiaan orang tuamu itu yang paling penting sekarang ini?
Salsa, aku tak memaksamu untuk pergi, ingatlah itu.
Dari,
Adit.
Oleh @merelakan untuk @shcl
Diambil dari adityadaniel.com
---
Surat balasan @shcl untuk @merelakan
Semoga
Kepada Adit,
Mengetahui bahwa kesehatanmu semakin membaik membuatku lebih lega. Ah,
tapi tetap sulit untuk tidak mengkhawatirkanmu Dit. Bertahun-tahun kita
saling mengenal, mana bisa semudah itu aku melupakan kebiasaan-kebiasaan
serta kekhawatiran akanmu yang telah lama menjadi bagian dariku?
Dit, semakin lama surat kita semakin pendek. Mungkin kamu sibuk di sana,
aku tidak tahu. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa doaku untukmu
selalu. Tentu saja membanggakan kedua orang tua adalah tujuanku yang
utama, namun kembali dapat melengkungkan tawa denganmu pun sesuatu yang
penting juga.
Sore ini aku lelah sekali Dit, aku menyetir cukup jauh untuk pergi ke
dokter di rumah sakit. Lagi-lagi rahangku bermasalah sehingga dokter
mengatakan bahwa aku harus operasi lagi. Aku jadi teringat pertama kali
aku operasi, kamu di sana dan menemaniku menangis ketika pengaruh
biusnya menghilang dan rasa sakitnya mulai menjalar. Kamu tentu ingat
dengan pipiku yang begitu membengkak, serta tangisku yang tak hentinya
merebak ketika berusaha menelan makanan saat itu. Aku akan operasi lagi
minggu depan, Dit. Sayang sekali kali ini tak ada kamu untuk menemani,
padahal aku mulai ketakutan lagi. Tapi tak mengapa, doakan saja kali ini
tak sesakit sebelumnya.
Bagaimana kamu di sana Dit? Apakah ada kemungkinan agar kepindahanmu
kembali ke Jakarta dapat dipercepat? Aku ingin ketika liburan nanti,
kita dapat kembali memenuhi senja dengan gelak tawa yang tiada habisnya.
Aku tahu kamu tidak memaksaku pergi, namun entah mengapa aku merasa
kamu tidak membutuhkan hadirku lagi. Mungkin memang perasaanku saja.
Entahlah. Semoga saja kita dapat kembali seperti sedia kala.
Jaga dirimu ya,
Salsa.
Diambil dari shcal.blogspot.com
No comments:
Post a Comment