26 January 2013

Surat Kaleng untuk @ChrisOthersides


BALON HIJAU

Kepada @ChrisOthersides


Dear #Astha,

Well, ini bukan lagi surat kaleng deh karna kau tahu pasti siapa orang yang memanggilmu #Astha.

Aku sudah pernah memberitahumu kan kenapa akhirnya aku memanggilmu begitu? Ya, itu penyamaran. Penyamaran nama agar orang-orang tak tahu bahwa kaulah yang kutuju dalam tweet-tweet randomku setahun yang lalu. Dua puluh Januari ketika akhirnya hubungan kita bubar jalan. Ya, kita putus.

Tepat sehari setelahnya, hari ini, aku memutuskan mengikuti program Surat Kaleng @PosCinta ini. Tapi jangan pikir, kalau surat ini akan semenyebalkan surat kaleng pada umumnya. Jadi, bertahan untuk membacanya ya #Astha.

Eum jadi, #Astha itu aku ambil dari bahasa Sansekerta artinya delapan. Kau merasa nggak sieh kalau delapan itu punya arti buat kita? Aku yang kedelapan kan #Astha?
Dari situlah akhirnya Angin berubah menjadi #Astha. Lalu bagaimana Daun? Kau ingat status fbmu? Katamu kalau pada akhirnya kita bertemu lagi, kau akan memanggilku Asthi, hanya untuk mengimbangi. Aku kesal sekali membacanya waktu itu tapi hari ini aku tertawa mengingatnya.

Betapa banyak hal-hal bodoh yang kita lakukan ketika sedang patah hati ya. Bahkan jauh lebih banyak ketika jatuh cinta. 

Saat ini kau ada di sini. Jarak tiga setengah jam perjalan pesawat itu kau tempuh, terbang jauh dari kotamu. Kau tahu, aku selalu bertanya-tanya apa alasanmu ingin merayakan hari lahirmu bersamaku Desember lalu. Aku tak tahu alasan apa yang lainnya, yang aku tahu ketika kau bilang Desember ingin ke Jakarta, ingin merayakan ulang tahunmu bersamaku, #Astha itu kejutan. Aaaiihh kau tahu seberapa rindunya aku padamu kan? Sebelum pertemuan September? 

Ohya, kadang aku menertawakan diriku sendiri. Betapa lucunya seorang mantan pacar mendengarkan cerita mantan pacarnya tentang perempuan lain. Entah kusimpan dimana rasa sakit itu, aku malah senang bisa kembali mendengar suaramu setelah minggu-minggu dingin di akhir Desember hingga pertengahan Januari. 

Kau satu-satunya yang membuatku bisa merasakan itu. Itu tak masalah #Astha, yang jadi masalah adalah ketika Angin dan Daun berubah menjadi Bulan dan Hujan. 

Bulan dan hujan yang tak bisa terlihat bersamaan. Kalimat tadi itu milik seseorang dan aku lupa apa nama akun twitternya, mungkin aku terburu terenyuh, sebab ia mewakilkan kita. Terlebih, kau adalah seorang yang berlimpah ruah perhatian. Aku masih saja suka cemburu, bolehkah?

Jatuh cinta padamu itu mudah, #Astah. Mencintaimulah yang sulit.

Di surat ini biar sekalian kusampaikan, ucapan terima kasih untukmu, semua yang pernah kau beri padaku. Lagu-lagu yang kau cipta, gambar, puisi, kemeja dan semua pernak-pernik di dalamnya. Kotak sepatu itu jadi tempat aku menyimpan semua yang tersisa dari kita : foto album perjalanan pertama kita. 

"kau ragu ya kalau disayangin?", katamu. "aku sayang kok samamu hanya saja mungkin sayang yang kau mau bukan seperti yang kuberikan."

Aku menangis sekarang #Astha, kau benar. Bahkan kita sama-sama tahu bahwa kita tak bisa bersama. Dunia sudah menutup jalannya untuk kita.

Entahlah, waktu bersamamu selalu berjalan menyenangkan. Tapi rasanya akan lebih menyenangkan lagi merasakan jatuh cinta. Ya, #Astha. Aku ingin tahu lagi rasanya jatuh cinta pada seorang yang lain, yang bukan kau.

Menurutmu, apa aku seperti anak kecil yg kehilangan balon hijaunya jika kau tak ada? :) 


Dari yang mencintaimu lebih dari yang seharusnya 

Daun.

No comments:

Post a Comment