Kepada
@andikadewo
Halo
Dika, apa kabar? Ini aku yang merindukan kamu selama ini.
Kamu
pasti menganggap ini lelucon. bukan, dika sayang, ini sungguh benar dari aku
yang merindukanmu.
Aku
menulis surat ini karna aku memang sedang diterjang rasa rindu yang menggebu
terhadapmu.
Banyak
yang ingin aku tanyakan, seperti, bagaimana kabar Tante Dina? Bagaimana dengan
kelanjutan cita-cita kamu yang ingin menggugah hati pemuda Indonesia untuk mencintai
negerinya sendiri? Bagaimana garapan buku kamu?
Ah
banyak pokoknya, sampai bagaimana pula hatimu sekarang ini?
Masih
kah ada perasaan yang tertinggal untuk masa lalu kamu?
Dika,
kalau saja kamu tahu sudah berapa banyak rangkaian kata yang tercipta dalam
malam-malam aku merindukanmu.
Saat
aku teringat betapa bodohnya tingkahmu saat aku mulai menggoda kamu dengan
memegang tanganmu.
Saat
aku teringat bagaimana wajah kamu berubah menjadi semangat saat kita berbicara
tentang keindahan alam Indonesia.
Saat
aku teringat ketika kita bernaung di payung yang sama waktu hujan mengguyur
sore itu.
Saat
aku teringat obrolan kita tentang macet dan betapa banyak warga pinggiran
jakarta yang mencari nafkah tiap hari menggunakan kereta.
Aku
ingat semua itu, Dika.
Dan
malam ini, saat aku berada di jalan yang sama waktu kita bisa berbicara berdua
saja tanpa ada yang mengganggu, aku merindukan kamu. lagi.
Mungkin
kamu tak akan pernah sadari hadirnya aku di sampingmu, but I don't mind.
Aku
akan menjadi yang paling merindukanmu saat kamu pergi berpetualang ke penjuru
Indonesia.
Dari
yang merindukanmu, selalu.
No comments:
Post a Comment