Whatever, whenever.
Untuk
@annisarizki
Perempuan
yang aku tahu kini lebih baik dari sebelumnya.
Di?
Entahlah, yang pasti dengan tangan Tuhan selalu menjaganya.
Sehat? Aku
juga.
Sedikit
lebih gemuk malahan. Seperti yang kau suka.
Target
tecapai? Sama, aku pun.
Kalau kau
selesai S2, aku untuk bekerja di Jakarta.
Bahagia? Aku…dalam
hal apa nih?
Kalau
penggantimu aku belum, walau aku yakin kau pasti sudah.
Sebenarnya
surat ini tidak begitu penting, niat juga engga, berharap dibalas apa lagi,
engga. Tapi kenapa aku
selesaikan juga karena aku merasa ada sesuatu yang harus kamu tahu annisaku,
sesuatu yang aku rasa baik
bagi kita, sehingga tidak lagi aku begini dan kau begitu. Setiap kisah punya
momen-nya sendiri, untuk
dikenang dan belajar, untuk bangun dan lari lagi dengan kerendahan hati.
Kita boleh
banyak rencana, engga semua kita yang nentuin, engga semua sesuai harapan.
Mungkin di tengah jalan
rencana berubah, akan ada awal yang baru, nikmati apa yang ada. Dan kalau
rencana awal gagal, bikin
rencana baru annisa, rencana baru! Jangan takut mulai lagi dari awal, buka mata
dan buka hati
walaupun aku tau itu lebih susah daripada buka celana *becanda*.
Aku tidak
tahu harus ngomong apa lagi sebenarnya, kau sudah mengenalku begitu dalam mulai
dari kebaikan dan keburukanku. Menulis surat ini kepadamu mungkin hanya akan
membuatmu mengernyitkan alis dan menganggapnya aneh, karena bagimu semua sudah
selesai, sudah tidak apa-apa. Hanya
aku yang mungkin terlalu merasa bersalah, dan itu menghantuiku sebenarnya.
Annisa,
doakan aku dan semua mimpiku ya. Aku yakin kau tidak lupa, karena peranmu besar
sekali di dalamnya,
ingat kan? Kalau pun kau pura-pura lupa ya sudah biar aku coba ingatkan sedikit
ya:
(1) Aku
ingin kuliah S2, dulu kau selalu ada untuk mendukungku menyelesaikan S1.
Memarahiku ketika aku
malas, menungguku sampai selesai kuliah untuk memastikan aku benar-benar masuk,
dan memberiku pelukan ketika aku dipuji dosen pembimbing. Oh ya, kau juga ada
loh di skripsiku dan berfoto bersama keluargaku, ingat? Kau terlihat begitu
sempurna hari itu.
(2) Aku
ingin membuat buku Annisa. Mungkin cerita tentang kita akan mengambil jatah
halaman paling
banyak di dalamnya, karena seperti ibu Tien untuk Soeharto dan seperti Ibu
Ainun untuk Habibie,
seperti itulah artimu untuk hidupku. Ciyuss.. ;)
(3) Aku akan
menjadi Walikota Medan Annisa. Kenapa aku bilang “akan” bukannya “ingin”
seperti dua mimpi
sebelumnya? Hehe, karena aku akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya, aku
akan membuat Medan jadi “wow” Annisa. Doakan ya.
..I gotta a way till I don't know where.. –
J. Flow
Aku tidak
memasukkan untuk berkeluarga sebagai mimpiku di dalamnya Annisa, aku tidak tahu
kenapa tapi aku
tidak begitu bernafsu lagi untuk mencapainya setelah berpisah denganmu. Kaulah
yang menyimpan semua kerangka mimpi kita
yang itu, janji ya kalau nanti kau berkeluarga jangan memakai nama anak
yang sudah kita siapkan untuk mereka yang bukan keturunanku. Janji ya…
..Because getting lost
will help you find your way.. - unknown
Annisa,
semenjak beberapa tahun terakhir aku merasa hidupku tidak akan lama. Itulah
yang menjadikanku lebih focus untuk
membahagiakan keluarga dan mengejar mimpi-mimpiku yang tadi, agar ketika aku
meninggalkan semua ini tidak aka nada beban yang tersisa. Mungkin itu jugalah
satu alasan kenapa
akhirnya aku berpisah denganmu.
Baiklah
Annisa, salam sayang dariku yang senang melihat keadaanmu sekarang.
You got someone’s
love, that doesn’t mean that you have it ~You keep walking, that doesn’t mean
time passes~ You keep
breathing, that doesn’t mean you’re alive.
-Unknown-
No comments:
Post a Comment