Kangen, Tapi Jauh..
Dear Mas @Yudahananta
Kita temenan dah lama banget ya, iseng dari korespondensi di blog, saling email, main facebook, berbalas komentar, dan keseruan lainnya lewat twitter dan BBM. Kita sahabatan baik sampai akhirnya pertengahan tahun 2012 kita ketemu pertama kali.
Inget ga sih, setelah seharian keliling kota, belum terlalu larut kita memutuskan cari makan di tepi sungai. Lampu-lampu di jembatan yang berkedip menggoda semacam iri minta ikut dibagi satu porsi mie tumis yang kita makan berdua. Romantis, lengkap dengan kerupuk khas kota ini dan hadiah satu ciuman. Ahhhh, gila, padahal kita ga pernah berani mendefenisikan status kedekatan hubungan kita. Yang kita tahu, ya kita berdua bahagia, sama-sama.
Tiap bulan kita tetap ketemu, ga pernah peduli walaupun jauh-jauhan. Kalo dihitung dengan skala di peta Indonesia, Jarak kita 1000 Kilometer, hingga menjadi 10kali lipatnya saat studi di Amsterdam harus dimulai. Kita yakin jarak itu cuma angka, tetap optimis justru akan makin banyak keseruan yang bisa kita bagi.
Tapi entah dimana ujung pangkalnya, perbedaan keseharian, perbedaan zona waktu, sibuknya pekerjaan, intensitas komunikasi yang makin berkurang. Kita berdua jadi "jauh", dalam arti sesungguhnya.
Aku kangen, Mas..
(Ya ampun beneran nangis pas lagi nulis ini, hahahah)
Itu perasaan bulan lalu, perasaan saat masih percaya kita masih akan baik baik aja. Tapi ternyata kita engga, kita lebih nyaman begini, "jauh".
Jauh tapi kangen,
jauh tapi sayang,
tapi jauh,
tapi gapapa
;)
Dear Mas @Yudahananta
Kita temenan dah lama banget ya, iseng dari korespondensi di blog, saling email, main facebook, berbalas komentar, dan keseruan lainnya lewat twitter dan BBM. Kita sahabatan baik sampai akhirnya pertengahan tahun 2012 kita ketemu pertama kali.
Inget ga sih, setelah seharian keliling kota, belum terlalu larut kita memutuskan cari makan di tepi sungai. Lampu-lampu di jembatan yang berkedip menggoda semacam iri minta ikut dibagi satu porsi mie tumis yang kita makan berdua. Romantis, lengkap dengan kerupuk khas kota ini dan hadiah satu ciuman. Ahhhh, gila, padahal kita ga pernah berani mendefenisikan status kedekatan hubungan kita. Yang kita tahu, ya kita berdua bahagia, sama-sama.
Tiap bulan kita tetap ketemu, ga pernah peduli walaupun jauh-jauhan. Kalo dihitung dengan skala di peta Indonesia, Jarak kita 1000 Kilometer, hingga menjadi 10kali lipatnya saat studi di Amsterdam harus dimulai. Kita yakin jarak itu cuma angka, tetap optimis justru akan makin banyak keseruan yang bisa kita bagi.
Tapi entah dimana ujung pangkalnya, perbedaan keseharian, perbedaan zona waktu, sibuknya pekerjaan, intensitas komunikasi yang makin berkurang. Kita berdua jadi "jauh", dalam arti sesungguhnya.
Aku kangen, Mas..
(Ya ampun beneran nangis pas lagi nulis ini, hahahah)
Itu perasaan bulan lalu, perasaan saat masih percaya kita masih akan baik baik aja. Tapi ternyata kita engga, kita lebih nyaman begini, "jauh".
Jauh tapi kangen,
jauh tapi sayang,
tapi jauh,
tapi gapapa
;)
No comments:
Post a Comment