Kepada: @carimichan
Surat ini kutulis ketika saat senja yang hujan dan hatiku yang menderas. Surat ini pun kutulis untuk memahami bahwa di bawah guyuran senja yang hujan dirimu menjelma jaket yang hangat dan memberikan percikan api kepada sebatang rokok.
Aku menyusun kembali kisah percakapan awal kita yang sedang kurunut dalam silsilahnya ini. Dimana aku tahu tak mungkin bagiku untuk dapat menemukanmu. Karna aku memiliki keyakinan, melebihi keyakinanku terhadap yang lain, bahwa dirimu sejatinya adalah bagian dari jiwaku yang sepi. Keyakinan ku ini semakin membuatku percaya, tak ada yang dapat menggantikanmu. Aku tahu tak semuanya bisa di jelaskan dengan diam. Tapi kata-kata telah mati bahkan kehidupan telah mati jauh sebelum kata-kata mati. Aku hanya ringkih tubuh yang memanggul kekosongan, tak ada apapun.
Ini senja hujan yang menggelisahkan atau barangkali aku terlalu capek. Capek memanjakan perasaan. Hingga mungkin kau tak pernah memahami, diantara keriuhan yang kuresapi setiap saat, selalu kutemukan sunyi. Begitu pun mungkin dirimu pada keriuhan yang lain dan berbagai suara.
Maaf jika surat seperti ini yang mampu dapat kutulis. Surat yang barangkali kacau pikirannya, kurang lurus tidak jernih dan awut-awutan.
Aku penikmatmu. Salam
No comments:
Post a Comment