Bulan
Diantara Pinus itu
Kepada: @ashiaretha
Bismillahirrahmanirrahim.
Hai, Ashi Aretha.
Sudah lama ya, sejak aku pertama kali melihatmu, tiga
bulan lalu. Kamu begitu cantik dengan balutan hijab. Iya, hijab yang
sesederhana itu, bisa menarik perhatianku. Ah, mungkin bukan hijabnya..
Auramu.. aku merasakan Auramu begitu menarik, sampai-sampai lensa kamera ini tak
bergerak lepas dari kamu. Hijabmu itu, aku pernah melihatnya, hampir serupa
dengan yang dikenakan Hana Tajima. Entah darimana datangnya, aku merasa ada
desiran lembut di dadaku, sedikit membuat sesak, namun aku masih dapat
bernafas, dan semua terasa lambat. Mungkin ini terdengar klise, tapi seperti
itulah yang terjadi. Pohon-pohon pinus itu bergerak sungguh lembutnya. Seakan
mereka berrangkul-rangkulan saling menggelayut.
Aku tak pernah melupakan awal pertemuan itu. Kemudian seiring
hari aku mulai memikirkanmu dengan tanpa sengaja, walau kadang juga di sengaja..
Mengingatmu setiap membuka mata di pagi hari... menyelipkan namamu setiap usai
ibadah sholat... apakah hal itu biasa?
Tidak. Aku sendiri merasa sangat asing
dengan keadaan seperti ini. Mendoakan orang lain setelah bapak-ibuku, dan
keluargaku. Iya, ini abnormal. Bagi Ustad se-kaliber Yusuf Mansur, doa
merupakan untaian tali yang LANGSUNG
menghubungkan antara manusia dan
Tuhannya. Dan Aku mempercayainya.
Memimpikanmu, kemudian mendoakanmu, kedua hal itu seakan
menjadi kebiasaanku sehari – hari setelah melihatmu. Aku ingin sekali duduk
berdua bercerita, bercanda, dan tertawa bersama. Mungkin itulah rindu, aku tak
ingin meniriskannya sampai habis. Aku ingin rindu ini melekat, menjadi
penyemangat.
Ashi Aretha Winari, namamu mengungkapkan musim cerah,
nama yang berasal dari negara matahari terbit. Aku pun mendapati cerah dalam
dadaku, semenjak melihatmu. Kebaikan mendatangiku. Aku percaya, aku akan
mendapat bahagia bila bersamamu, dan engkau pun akan mendapatkannya dariku.
Ashi, aku ingin kita menjadi lebih baik dari hari ini, maka aku mendoakannya. Ashi,
aku ingin kamu mengerti, maka aku akan mengungkapkannya. Ashi, aku ingin Aku dan
Kamu menjadi Kita, maka aku harap Allah meridhoinya.
Aku tahu Tuhanku punya berlimpah Rahmat dan Ridho yang
akan dibagi kepada umatnya yang siap dan mau menerimanya. Dan aku tahu,
menjadikanmu sebagai topik pembicaraanku dengan Tuhanku takkan membuat-Nya
bosan.
Ashi, aku mmang belum pandai menulis, tapi jika kamu
berkehendak menemuiku, temui aku di perpustakaan fakultas....
Salam hangat penuh cinta, ..
No comments:
Post a Comment