24 January 2013

Teruntuk Senja

Ketika aku menulis surat cinta ini, aku tengah menikmati merdunya kicau burung yang hendak pulang ke sarang, menikmati beberapa tetes terakhir kopi manisku, dan menikmati indahnya lembayung kemerahan di ujung langit sana.

Senja, taukah kau, aku selalu jatuh cinta padamu?
Jatuh cinta kepada suara merdumu yang dibawa kicau burung kepadaku, jatuh cinta kepada pesan singkatmu yang ku teguk bersama manisnya kopi yang masuk ke kerongkonganku, dan jatuh cinta pada senyum yang rona indahnya tengah ku nikmati dari seberang.

Senja, tau kah kau, kau telah membuatku jatuh cinta tanpa jeda?
Kau membuatku tak pernah berhenti jatuh cinta, tak pernah berhenti mencandu, tak pernah berhenti menggilai…… Seperti burung yang tak pernah bosan pulang ke sarang, seperti kerongkonganku yang tak berhenti mencandu kopi manis, dan seperti lembayung yang tak pernah berhenti membiaskan keindahan di ujung langit sana. Setiap hari. Tak pernah bosan.

Senja, kau nampak indah dibalut sinar keemasan, seindah aku yang selalu merona kemerahan setiap membaca lembayung yang kau kirim melalui beberapa bahasa rindu, seindah aku yang selalu tersipu malu setiap menikmati manisnya berbagi rasa denganmu, dan seindah aku yang selalu melengkungkan senyum setiap mengingat, bahwa kau adalah jelmaan bahagia untukku dari-Nya.

Sekian surat cintaku hari ini, semoga esok ku temui kau lagi dengan indah yang tetap sama, dengan cinta yang tetap terpelihara di dalam dada.



Ditulis oleh : by @dentiZTY
Diambil dari http://notlurking.com

No comments:

Post a Comment