24 January 2013

Ketahuilah


Selamat pagi pria yang terakhir kali kutemui dikala hujan,

Maaf membuatmu menunggu. Ada beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan dahulu. Aku tahu ceramahmu bisa menerbangkan miliaran piring terbang di telingaku jika tahu pukul empat ini aku belum juga menghampirimu ke dunia mimpi. Tapi jika salah satu pekerjaanku ini adalah menulis surat untukmu, maukah menyambutku dengan senyuman termanismu jika aku tiba di pelataran mimpi nanti?

Hari ini tidak terlalu baik. Aku sedang mengurusi kepindahanku dari rumah lama bernama “masa lalu” untuk membiasakan tinggal di sebuah rumah baru, yang mungkin akan kutempati denganmu. Entahlah, aku masih belum tahu. Bukankah seburuk-buruknya rumah harus selalu bisa membawamu untuk merindukan kata “pulang”? Ya, seharusnya. Dan itu yang sedang kurasakan. Kamu adalah pria yang kini selalu bisa membuat hatiku merasa nyaman. Tapi aku terkena phobia untuk memiliki. Aku terlalu takut manisnya perasaan-perasaan yang belum terceritakan berubah saat kita saling menyakiti perlahan-lahan. Aku takut memiliki jadi media kita untuk menyakiti. Apa sebaiknya kita berjauhan dengan perasaan yang terasingkan?

Lebih baik mana tersakiti karena tak memiliki atau memiliki tapi berujung menyakiti?

Jika aku disuruh memilih, aku tidak akan memilih keduanya. Aku ingin melanjutkan senyuman-senyuman lain yang bisa kau hadirkan lewat cerita langit sore kesukaanmu. Dan semudah itu, aku pun bisa tersenyum juga untukmu. Aku ingin bersisian denganmu lagi. Lalu kita sunyi dalam keasikan sendiri mendengarkan suara-suara manis dari gerimis. Aku ingin kamu tahu, semudah kau menatap mataku, semudah kau mengajakku berlarian ditengah hujan, semudah kau mengirimkan sepaket buku kesukaan, semudah kau mengasup berbagai perhatian, semudah itu aku mulai jatuh cinta secara perlahan.

Aku tidak ingin tiap saat menyaksikan perhentian hal manis ini, lalu karena terlalu rindu dan tak mampu berkutik hanya bisa melanjutkan pertemuan dalam mimpi yang tidak pasti dijanjikan. Aku tidak ingin lenganmu yang biasa merangkulku terganti dengan posisi perempuan itu. Iya, dia yang belakangan ini berdekatan denganmu. Aku takut. Aku terlalu takut. Sebelum kita bertemu nanti, aku ingin menyiapkan hati untuk menyelipkan doa pada Pencipta. Agar lengkaplah segala usaha, agar biarlah terjadi sesuai rencanaNya. Karena kita hanya manusia yang tak punya daya.

Jangan marah ya ketika Tuhan membisikanmu pesan rahasia ini lewat mimpi

Aku yang sedang berusaha menjadi pemerhati terbaikmu.


Oleh : @lovepathie
Diambil dari http://lovepathie.tumblr.com/post/41217704293/ketahuilah


No comments:

Post a Comment