24 January 2013

Bahkan Untuk Menulis Judul Pun Aku Lemah


Selamat pagi, sayang..
Kamu dimana? Sudah dalam perjalanan pulangkah kamu? Apakah kamu masih bersamanya?
Hari ini aku duduk cukup lama di sebuah kedai kopi yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya. Aku tidak sendirian. Selain ditemani secangkir kopi, aku juga ditemani sahabat terbaikku. Salah satu dari mereka yang menjadi alasan kenapa aku harus tetap hidup.
Aku menghela nafas panjangku setelah bercerita tentangmu padanya. Tanpa setetespun air mata. Dan kamu pasti sudah tahu apa tanggapannya. Masih sama seperti tanggapan teman-temanmu beberapa bulan yang lalu, "Tinggalkan dia."
Dan selama itu pula aku tidak mengikuti saran mereka.
Apa yang lebih menyedihkan dari menjadi perempuan seperti aku yang berusaha tetap setia ketika pasangannya lebih memilih perempuan lain, memintaku untuk menunggumu selesai bercumbu dengan perempuan itu, sampai akhirnya suatu saat nanti kamu kembali? Suatu saat yang tak pernah kita tahu kapan. Entah itu kapan kamu sadar siapa aku kemudian akhirnya kembali, atau kapan aku yang sadar siapa kamu dan akhirnya aku yang pergi.
Aku sudah menunggu hampir setengah tahun, aku sudah melakukan apapun yang aku mampu untuk merebutmu darinya, menjadikan aku satu-satunya untukmu. Tapi hasilnya nihil. Kamu minta aku untuk diam dan menunggu. Akhirnya aku diam. Tapi Tuhan tetap bekerja.
Dalam diamku, Tuhan menguatkan aku. Cinta membuatku bertahan untuk tidak meninggalkanmu dan pergi dengan laki-laki yang sepertimu dulu, menjanjikanku banyak hal. Cintaku yang melakukannya, bukan cintamu.
Sekarang aku mulai lelah dan lemah. Aku butuh cintamu untuk membuatku bertahan. Aku ingin kamu kembali dan tak pernah pergi lagi. Karena mungkin jika kamu pergi lagi, aku tidak akan pernah menunggumu lagi. Logika ini sudah terlalu kuat untuk menutup pintu pada orang yang salah.
Aku masih menunggu dengan lemahku saat ini. Ketahuilah sayang, jika suatu saat aku pergi meninggalkanmu, itu bukan karena sikapmu yang menduakanku, bukan juga karena aku memilih laki-laki lain yang lebih baik. Melainkan karena rasa cintaku padamu yang sudah mati.
Seburuk apapun perlakuanmu padaku, sebaik apapun laki-laki selain kamu, selama aku masih memiliki cinta yang kuat untukmu, aku tidak akan pernah terpikir sedikitpun untuk meninggalkanmu. Seperti yang aku lakukan selama ini.
Namun untuk alasan lemahnya cintaku, kamu mampu menjawabnya.
Kadang, terlalu lama menunggu membuat kita lupa apa yang kita tunggu. Jadi, segeralah pulang. Jika kamu sudah dalam perjalanan pulang, pulanglah sendirian dan jangan pernah pergi lagi. Aku sudah menunggu di balik pintu maaf dengan diriku yang utuh untukmu. Tanpa dendam.
Selamat malam, sayang..

Ps. I love you. Only you.



Oleh : @meyrzashrie
Diambil dari http://meyrzashrie.blogspot.com/2013/01/bahkan-untuk-menulis-judul-pun-aku-lemah.html

No comments:

Post a Comment