Luapan Hati
Selamat hari selasa,
kamu
Aku kembali melihat
sebuah ironi yang nyata tentang cuaca. Hari dimana Bandung diguyur hujan deras
sejak pagi, aku masih segar bugar, sehat jasmani. Nah giliran Bandung diselimuti
cahaya mentari dan kecerahannya sejak pagi, aku malah terkapar di atas kasur.
Kondisi fisikku sedang melemah karena imunitas tubuhku sedang menurun. Lucu
bukan?
Tidak, sekali lagi aku
tidak sedang mengeluh :)
Dalam suratku kemarin,
kata ketiga yang aku sampaikan adalah “Takut”. Aku tidak tahu bagaimana
menjelaskannya. Seperti ada peperangan besar antara pikiran, hati, dan keadaan
yang membuat aku gemetar untuk menyampaikan kejujuran. Ya, kejujuran yang
menyinggung tentang perasaan terluka. Kamu tahu, aku meneteskan air mata saat
membaca suratmu kemarin. Ketakutanku hilang seketika oleh bait demi bait
kalimat yang kamu sampaikan, benar-benar terasa hangat :)
Masa lalu, baik yang
sudah sangat lama terjadi maupun yang baru saja terjadi, baik yang menorehkan
kesan maupun tidak, pasti akan mengiringi. Wajar jika ia sering datang
tiba-tiba, karena masa lalu itu bagian dari riwayat hidup. Itu adalah pelajaran
klasik dalam hidup, semua orang pasti mengetahuinya termasuk aku. Aku serupa
denganmu. Masa lalu seringkali datang, mengingatkan bahkan memunculkan
perasaan-perasaan menyakitkan. Aku
ingat apa yang kamu
katakan
Pikiranmu akan membawamu
menelusuri kenyataan
Saat itu yang aku pahami
adalah, jika aku berfikir demikian maka akan terjadi demikian. Tapi yang aku
alami adalah memang ada suatu kenyataan dibalik apa yang saya pikirkan.
Kenyataan yang menimbulkan konflik antara logika dan perasaan, hingga akhirnya
hati yang menjadi korban.
Saat ini kabar hatiku
lebih baik. tetapi aku masih harus benar-benar menatanya, tugasku belum
selesai. Aku masih harus menghilangkan kebiasaan buruk yang bisa semakin
melukai hatiku sendiri. Kamu pasti tahu salah satunya, jadi seorang
“penguntit”. Kesalahan terbesarku adalah menyentuh hakmu dan
mempermasalahkannya. Hmmm…lebih tepatnya mengganggu privasimu.
Seharusnya aku lebih
bersabar menunggu kamu untuk terbuka, bukan aku yang diam-diam mencuri apa yang
sepatutnya kamu simpan sendiri. Meskipun kadang kala aku justru menemukannya
tanpa disengaja. aku menyesal pernah membuatmu tidak nyaman :)
Terima kasih untuk semua
kepercayaanmu. Aku tidak berani berjanji akan benar-benar sembuh dari luka.
Tetapi selagi ada kamu yang percaya, aku akan selalu mencoba. Kekuatan terbaik
itu salah satunya dipercaya oleh orang yang selalu kita percaya bukan?
Di balik apa yang telah
terjadi, aku bersyukur dipertemukan denganmu :)
P.S : Aku akan
menemuimu, sebentar lagi :)
Oleh: @vinalvinal untuk
@Firokida
Diambil dari: http://banyakomong.tumblr.com/
---
Cukup Liat Intinya
Syukurlah kamu baik-baik
saja. Yaah hidup saya juga udah membosankan sekarang, dengan rutinitas yang
biasa tanpa ada perubahan dalam segi pemikiran maupun ide yang berdatangan.
Sejenak pikiran buntu itu ssedikit menyebalkan yah. Saya harap kamu tidak
menemui kendala seperti ini dalam menulis proyek kita. Kalopun ada jangan sampe
lama buntunya.
Hari ini dan seperti
hari biasa lainnya, Indonesia memang selalu dihiasi dengan berita konyol yang
menampakkan banget kebodohan pelakunya, atau hanya sekedar senyum sinis yang
terpancar. Bagaimana menurutmu dengan berita yang beredar kemaren tentang anak
SD yang mau bunuh diri hanya karena ditolak cintanya, atau sekarang dengan
keperawanan yang ditutuntuk dikembalikan hanya karena cerai.
Saya harap orang yang
bertindak sebagai pelaku atau orang terdekat yang berpengaruh bisa mengatasi
masalah menggelikan ini. Ini masalah yang serius, masalah kebodohan dan sikap
mental. Kalau udah seperti ini, mau jadi apa bangsanya. “Ckckck, seharusnya
saya nggak ngebahasi ini sih, toh ini bukan bidang saya.” Saya cuma peduli itu
saja.
Yang jelas intinya, saya
tunggu kedatanganmu. Kamu yang selalu bisa menjadi inspirasi. Jangan hiraukan
tulisan di atas, hiraukan saja intinya.
Surat balasan dari @Firokida
untuk @vinalvinal
Diambil dari:
http://diarekancil.tumblr.com/
No comments:
Post a Comment