24 January 2013

Surat #DuaHati @vinalvinal dan @Firokida


Luapan Hati

Selamat hari selasa, kamu

Aku kembali melihat sebuah ironi yang nyata tentang cuaca. Hari dimana Bandung diguyur hujan deras sejak pagi, aku masih segar bugar, sehat jasmani. Nah giliran Bandung diselimuti cahaya mentari dan kecerahannya sejak pagi, aku malah terkapar di atas kasur. Kondisi fisikku sedang melemah karena imunitas tubuhku sedang menurun. Lucu bukan?

Tidak, sekali lagi aku tidak sedang mengeluh :)

Dalam suratku kemarin, kata ketiga yang aku sampaikan adalah “Takut”. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Seperti ada peperangan besar antara pikiran, hati, dan keadaan yang membuat aku gemetar untuk menyampaikan kejujuran. Ya, kejujuran yang menyinggung tentang perasaan terluka. Kamu tahu, aku meneteskan air mata saat membaca suratmu kemarin. Ketakutanku hilang seketika oleh bait demi bait kalimat yang kamu sampaikan, benar-benar terasa hangat :)

Masa lalu, baik yang sudah sangat lama terjadi maupun yang baru saja terjadi, baik yang menorehkan kesan maupun tidak, pasti akan mengiringi. Wajar jika ia sering datang tiba-tiba, karena masa lalu itu bagian dari riwayat hidup. Itu adalah pelajaran klasik dalam hidup, semua orang pasti mengetahuinya termasuk aku. Aku serupa denganmu. Masa lalu seringkali datang, mengingatkan bahkan memunculkan perasaan-perasaan menyakitkan. Aku
ingat apa yang kamu katakan

Pikiranmu akan membawamu menelusuri kenyataan

Saat itu yang aku pahami adalah, jika aku berfikir demikian maka akan terjadi demikian. Tapi yang aku alami adalah memang ada suatu kenyataan dibalik apa yang saya pikirkan. Kenyataan yang menimbulkan konflik antara logika dan perasaan, hingga akhirnya hati yang menjadi korban.
Saat ini kabar hatiku lebih baik. tetapi aku masih harus benar-benar menatanya, tugasku belum selesai. Aku masih harus menghilangkan kebiasaan buruk yang bisa semakin melukai hatiku sendiri. Kamu pasti tahu salah satunya, jadi seorang “penguntit”. Kesalahan terbesarku adalah menyentuh hakmu dan mempermasalahkannya. Hmmm…lebih tepatnya mengganggu privasimu.
Seharusnya aku lebih bersabar menunggu kamu untuk terbuka, bukan aku yang diam-diam mencuri apa yang sepatutnya kamu simpan sendiri. Meskipun kadang kala aku justru menemukannya tanpa disengaja. aku menyesal pernah membuatmu tidak nyaman :)

Terima kasih untuk semua kepercayaanmu. Aku tidak berani berjanji akan benar-benar sembuh dari luka. Tetapi selagi ada kamu yang percaya, aku akan selalu mencoba. Kekuatan terbaik itu salah satunya dipercaya oleh orang yang selalu kita percaya bukan?

Di balik apa yang telah terjadi, aku bersyukur dipertemukan denganmu :)

P.S : Aku akan menemuimu, sebentar lagi :)


Oleh: @vinalvinal untuk @Firokida


---




Cukup Liat Intinya

Syukurlah kamu baik-baik saja. Yaah hidup saya juga udah membosankan sekarang, dengan rutinitas yang biasa tanpa ada perubahan dalam segi pemikiran maupun ide yang berdatangan. Sejenak pikiran buntu itu ssedikit menyebalkan yah. Saya harap kamu tidak menemui kendala seperti ini dalam menulis proyek kita. Kalopun ada jangan sampe lama buntunya.

Hari ini dan seperti hari biasa lainnya, Indonesia memang selalu dihiasi dengan berita konyol yang menampakkan banget kebodohan pelakunya, atau hanya sekedar senyum sinis yang terpancar. Bagaimana menurutmu dengan berita yang beredar kemaren tentang anak SD yang mau bunuh diri hanya karena ditolak cintanya, atau sekarang dengan keperawanan yang ditutuntuk dikembalikan hanya karena cerai.

Saya harap orang yang bertindak sebagai pelaku atau orang terdekat yang berpengaruh bisa mengatasi masalah menggelikan ini. Ini masalah yang serius, masalah kebodohan dan sikap mental. Kalau udah seperti ini, mau jadi apa bangsanya. “Ckckck, seharusnya saya nggak ngebahasi ini sih, toh ini bukan bidang saya.” Saya cuma peduli itu saja.

Yang jelas intinya, saya tunggu kedatanganmu. Kamu yang selalu bisa menjadi inspirasi. Jangan hiraukan tulisan di atas, hiraukan saja intinya.


Surat balasan dari @Firokida untuk @vinalvinal
Diambil dari: http://diarekancil.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment