24 January 2013

Mantan


Kepada yang terhormat Mantan.

Kita pernah saling punya rasa, yang entah sama entah beda besarnya, yang pasti rasa itu membuat kita ingin selalu bersama. Saling merindu, saling menghargai dan saling menjaga.

Lalu masalah datang, kita dicoba, dihukum, dipisahkan.
Kita lalu menahan diri. Kembali pada diri sendiri masing-masing.
Kembali mempertanyakan, rasa yang dulu menggebu-gebu; “kemana perginya?”

Kemudian kita saling menyalahkan, saling menjauhkan dan saling ingin kemenangan. Kita perang.
Sebagaimana halnya perang, kita tak pernah bertujuan untuk memperbaiki. Rasa kita rusak. Kita retak. Lalu bertebaran.

Kita berhenti. Mencoba intropeksi. Mencari lagi rasa apa yang tersisa di hati. Ada rasa yang dulu, namun diliputi benci dan mawas diri. Genderang perang tidak berbunyi, namun perisai tetap pada posisi.
Kita telah rusak. Kita telah retak, dan tak bertautan.

Jika suatu hari hati kita terobati, mungkin kita akan duduk semeja lagi. Menikmati lelucuan yang kita buat sendiri. Menikmati kebodohan yang tak ingin kita gurui. Kita pernah sama sama berjuang, kita pernah sama sama lelah. Kita menyerah.

Karena rasa itu telah kita rusak. Kita retak. Dan berserakan.


Oleh @ulansabit
Diambil dari http://punyaulan.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment