24 January 2013

Demi


Demi malam yang menangkap gelap sepi; Inilah aku yang menyanjungmu sepenuh hati. Berlari-lari kecil mengikuti laju angin; Dalam dekapmu aku melawan dingin.

Demi waktu yang pandai menyimpan kenangan; Mari kita kaitkan impi kita pada buku buku yang kita muliakan. Seraya dalam perjalan untuk melabuhkan harap; Kita saling mepipihkan sepi yang merangkap.

Demi semesta kecil yang terlalai dalam bias embun; Aku dan kamu menjadi kita sampai mata merabun dan tanah menimbun. Gemericik hatiku “Bahkan dalam andaipun aku tidak ingin kamu menghilang”; Seperti burung kenari yang tidak lupa pulang kedalam sarang.

Demi balon biru menembus angkasa cerah; Aku menjadi kanak ketika ada hujan dimatamu, aku resah. Ketika sakit dan luka ini membalut perihnya pengorbanan; Maka aku sulamkan pelangi di kedua bola matamu yang kusebut: rembulan.

Demi melodi yang mengirama merekahnya bunga; Kelopak cintamu mengalir pada persendian dan menutup perih yang menganga. Menyisipkan segala sesap dalam focus; Aku menemani rintangmu menyaru bahaya bak bintang sirkus.



Oleh @zaujahmuth
Diambil dari http://zaujahmuthiah.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment