Terima kasih atas kemarin malam yang luar biasa, Putra.
Beberapa hari yang lalu aku baru saja menulis surat yang berangan-angan seakan kamu masih milikku. 22 Januari 2013 pukul 20.00 pintu rumahku ada yang mengetuk, istanaku didatangi tamu. Ternyata kamu.
Bahwa ucapan adalah doa. Suratku yang ke-4 adalah tulisan yang kuucapkan. Tuhan memang Maha Baik, Dia kirim kamu pada malam Rabu. Betapa bahagianya aku, meski kamu bukan milikku lagi setidaknya ada separuh waktu kamu mau bertemu dengan bagian masa lalu yang mungkin buat kamu kelabu. Itu aku.
Warna cerita memang tak lagi secerah dulu saat aku mencoba bermain api dua tahun yang lalu.
Dia datang membawa segala apa yang tidak kamu berikan waktu itu. Entah hantu mana yang merasuki hatiku hingga jatuh pada lelaki yang bukan kamu.
Aku menyadari bahwa semuanya semu saat kamu telah tahu bahwa aku begitu. Aku malu dan aku tak mau lagi ke masa itu. Tapi sayang kamu telah berlalu. Maafkan aku.
Terima kasih untuk 22 tangkai bunganya. Aku selalu suka caramu yang ini *senyum*.
Terima kasih juga untuk pelukan hangatnya yang semoga itu bukan pelukan terakhir. Tuhan, tolong kabulkan ini.
Terima kasih atas segala-galanya yang bahkan tidak pernah kamu berikan. Saya bahagia menjadi wanita terakhir yang kamu kunjungi hari itu.
Pergilah kasih kejarlah keinginanmu
Selagi masih ada waktu
Jangan hiraukan diriku
Aku rela berpisah
Demi untuk dirimu
Semoga tercapai segala keinginanmu
(Pergilah Kasih – Chrisye)
Dan teruslah berjuang perlahan mengakhiri apa yang seharusnya tidak kamu mulai dengan dia. Aku akan menunggu.
Terima kasih Putra dan selamat berjuang lagi :))
Ditulis oleh : @emiiem
Diambil dari http://swlcandemiiem.tumblr.com
No comments:
Post a Comment