24 January 2013

Surat #DuaHati @estipilami dan @idrchi


BERTEMU!


Di antara tumpukan-tumpukan perasaan, 22 Januari 2013
Teruntuk Indri,
yang selalu total dalam mencintai seseorang.

Terkadang, berbuat sesuatu yang terbilang berlebihan, membuat kita merasa bodoh di hadapan diri sendiri. Namun bukankah tak perlu menjadi pintar dalam segala sesuatu, In?

Itulah yang seringkali aku takutkan, In. Ketika waktu menurut kita terlalu terburu-buru atau bahkan terlambat bagi Tuhan. Atau mungkin semesta hanya ingin mengetahui sampai di batas mana kamu sanggup menanti. If it’s meant to be, then it will be kan, In? If it isn’t meant to be, no matter how hard we try, it just won’t be. Terkadang aku ingin menjadi seseorang yang mengerti dengan baik maksud Tuhan. Agar aku tahu apa yang semestinya aku lakukan. Tapi tenanglah, In. Tuhan mengerti dengan baik perasaannmu kali ini.

Pertanyaanmu, In. Aku kemudian senyam-senyum kecil mengingat kejadian kemarin. Dari awal, aku sengaja tidak ingin membuat beragam rencana dan kemungkinan. Karena persis seperti perkataanmu, In: “Terkadang sesuatu yang terlampau direncanakan, justru tidak menjadi kenyataan.” Padahal malam harinya aku sudah mempersiapkan dengan baik apa yang mungkin akan terjadi di esok hari. Lalu aku kembali teringat untuk menyerahkan segala sesuatunya pada konspirasi semesta, tanpa perlu mengkhayal begitu lama.

Singkat kata, kami bertemu, In. Bahkan, aku tidak perlu mencari-carinya, sebab ia telah duduk manis di tempat kami pertama kali bertemu. Meski aku masih belum berani menatap kedua matanya yang memperhatikan langkah demi langkahku. Aku salah tingkah, In. Aku memainkan ponsel entah untuk apa, mendengarkan lagu entah lagu apa. Meski tidak ada di antara kami yang mulai maju duluan, tapi aku begitu menikmati getaran-getaran kecil dalam hati, bahkan saat kami sama-sama sibuk dalam dunia masing-masing. Sebegitu mudahnya Tuhan membahagiakanku ya, In? :”) Mungkin, entah kapan, aku ingin datang lagi ke sana, tanpa dalih ingin bertemu dengan teman. Mungkin, kami akan memulai percakapan. Mungkin, kami akan saling kenal. Mungkin.
Duh, In. Ini apalagi? Baiklah, sampaikan kembali salamku pada Manu. Jangan lupa untuk menceritakan yang baik-baik tentangku, ya. *dijewer Tuhan* xD

Dari yang sedang belajar untuk menikmati kopi,
Esti.* xD
                       


Oleh: @estipilami untuk @idrchi
Diambil dari: http://estipilami.tumblr.com/

---

Pilihanmu


Bandung, Januari hari dua puluh tiga, 2013
Teruntuk,
Esti
yang sebentar lagi jadi pecinta kopi

Hai, kamu..
Kubaca dari suratmu sepertinya kakimu sudah hampir sepenuhnya terlepas dari jerat masa lalu ya, Ti? Aku turut senang mendengarnya. :’)) Memang terkadang Tuhan memberi serangkaian kejadian baik bagi orang-orang baik. Kamu, contohnya. Ada baiknya kamu nikmati betul saat-saat ini. Sebab tak ada PDKT yang tak menyenangkan. :’3

Telah kusampaikan pesanmu pada Manu. Lalu, sambil menahan senyum, ia berkata bahwa ia menantikan kamu datang ke rumahku. Bila perlu, akan ia suguhkan kopi untukmu. Bisa kamu bayangkan bagaimana ekspresiku menahan tawa ketika mendengarnya. X)

Hemm.. Kurasa kalian cocok, Ti. Barangkali, Manu bisa menjadi salah satu pertimbangan kamu dalam mencari sumber bahagia, kelak. Aku hanya bertugas mendoakan dan membantu membuka jalannya. :p

Yang perlu kamu tahu, Ti, aku selalu mendukung pilihan kamu. Entah kamu memilih si masa lalu, si lelaki kopi, atau sepupuku Manu. Apa saja asal kamu bahagia.

Oh ya, dua minggu lagi kakak sulungku bertunangan. Atas nama beliau, aku ingin bertanya. Mungkinkah kiranya kamu mampir sebentar ke kediaman kami sekeluarga? Sudah cukup lama juga kamu tidak main ke sini. Kutunggu kabar baik darimu ya, Ti.

yang sedang tak mau membahas perihal isi hatinya sendiri,
Indri.

Surat balasan dari @idrchi untuk @estipilami
Diambil dari: http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment