24 January 2013

Sebuah Berkah


Selamat siang!
Aku sedang mengutak-atik smartphoneku, disini tertulis bahwa cuaca sedang hujan lebat dan berkabut. Ah, tapi kenyataannya cerah kok. Padahal aku berharap hujan yang deras hari ini, biar adem. Cuaca akhir-akhir ini mmang tidak bisa diramalkan ya.
Aku sedang menunggu supir angkot menjalankan angkutannya. Kalau masih sepi penumpang, maka angkot ini tidak akn jalan. Jadi kuputuskan saja untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat sambil mengisi waktu yang terbuang dalam perjalanan pulang.
Aku sedang menulis surat. Iya, menulis surat bermanfaat kan? Menulis untuk kamu baca, meskipun aku tahu kamu tak suka membaca. Menulis untuk kamu kenang, walaupun aku tahu kamu sulit mengingat.
Aku sedang mengingat-ingat kamu. Kamu pakai sihir apa sih, bisa membuatku menyukai suatu hal yang tadinya tak kusukai. Contohnya hujan.
Dulu, aku takut sama hujan. Identik dengan becek, kotor, mengundang penyakit, bikin pakaian berjamur, udara lembab, dan aku tak suka dengan suara hujan.
Aku suka hujan sekarang. Suka kalau aku bisa tersentuh gerimisnya. Suka kalau suara gemercik airnya memenuhi dunia dan seisinya. Suka dan mau ringan tangan bekerja saat becek dan kotor. Rasanya kamu dan hujan itu seperti.... Sebuah berkah.
Apapun sihir yang kamu pakai, aku hargai itu. Aku berterima kasih karena kamu, aku jadi mudah bersyukur.


Oleh @unidzalika
Diambil dari http://chairanidzalika.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment