Kereta ini terus membawaku kembali ke kota(ku). Meniti remah demi remah kenangan.
Kulemparkan pandangku sejauh mungkin, mulai merekam apa yang nantinya
akan kukenang dalam perjalanan ini, saat itu pandangku terbius oleh
satu sudut keretaku.
Disamping tempatku, seorang ayah dan anak sedang bercanda, sang ayah
memeluk anaknya, sang anak tertawa renyah, menikmati detik demi detik
yang terlewati dalam hangat dekap ayahnya.
Entah kemana kereta ini membawa mereka, tapi jika aku yang menjadi
anak itu, aku tak peduli lagi kemana aku pergi, selama aku ada di dalam
dekap itu, semua terasa damai.
Telinga sang ayah penuh dengan tanya sang anak, dan ucap sang ayah
penuh dengan jawaban, penuh dengan senyum dan tentunya kasih sayang yang
teramat sangat.
Tirai senja telah ditutup oleh pesona malam, saat sang anak mulai
berbaring di paha ayahnya, jutaan kasih sayang dalam setiap sela jari
yang membelai kepala anaknya, jutaan cinta dalam setiap pandangan
teduhnya. Sosok ayah itu.
Cintai dia, nak.. Selama waktumu masih berputar, selama peluk itu masih mudah kau nikmati.
Sayangi dia, nak.. Selama mata teduh itu masih bisa kau pandang, saat jarak pelepas rindumu hanya sejarak satu ketukan pintu.
Sosok tegar dan kuat, yang selalu menempatkanmu jauh diatas impiannya.
Sosok megah yang tergurat dalam setiap guratan usia yang dilewatinya, dalam setiap peluh yang dihabiskannya untukmu.
Sosok indah yang akan sangat kau rindukan…………. Dalam ketiadaannya kelak.
Sayangi ayahmu, nak.. Kamu tak pernah tahu kapan hari terakhir Tuhan mengijinkanmu untuk melihatnya.
On my train back home, 27102012
-andika winchester saputra-
17.46
Oleh @chesterdee
Diambil dari http://chesterdee.tumblr.com
No comments:
Post a Comment