Selamat
sore, Pak. Semoga Bapak dalam lindungan Allah Swt. dan senantiasa dilancarkan
semua aktivitas Bapak.
Saya
sedih lihat Jakarta kebanjiran, Pak. Orang-orang mengungsi, anak-anak nggak
bisa sekolah, pedagang juga jadi libur jualan. Saya yakin Bapak juga sama
sedihnya sama saya. Bapak sedih karena banjir? atau sedih karena disalahkan
atas adanya banjir? mungkin dua-duanya ya, Pak. Tapi, ya, sudahlah ...
omongan-omongan miring itu jangan didengerin. Bapak tidak bertanggung jawab
atas datangnya banjir ke Jakarta, tetapi Bapak memang bertanggung jawab atas
penanganannya. Kemarin saya lihat Bapak blusukan ke daerah banjir, naik gerobak
pula. Hahahaha! Lucu, Pak ... sekarang ini jarang ada pejabat yang mau turun
langsung ke lokasi banjir begitu. Mungkin takut celana mahalnya basah? atau
takut kudisan? entahlah.
Jakarta
itu diserahterimakan kepada Bapak oleh Pak Kumis dalam keadaan semrawut tho,
Pak. Membetulkan Jakarta tidak cukup sehari dua hari, atau bahkan setahun atau
dua tahun. Perlu waktu lama dan proses yang panjang, Pak. Tetapi ibarat benang
kusut, semua masalah pasti ada ujungnya. Percayalah bahwa dengan semangat,
tindakan yang tepat, dan konsistensi, insya Allah Jakarta bisa berubah ke arah
yang lebih baik.
Doa dan semangat saya kirimkan buat Bapak lewat surat kaleng ini. Jaga kesehatan ya, Pak. Kalau Bapak sakit, nanti siapa yang mimpin Jakarta?
Cemunguuuddhhh!
xoxo
calon warga Jakarta
No comments:
Post a Comment