#30HariMenulisSuratCinta adalah proyek non komersil yang digagas untuk menggabungkan kesenangan menulis di twitter dan blog. Proyek belajar menulis bersama ini dilaksanakan setiap 14 Januari - 14 Februari setiap tahunnya. Ini adalah tahun ketiga pelaksanaan proyek menulis yang juga menjadi ajang silaturahmi dari blog ke blog.
05 February 2013
Rere Si Gadis Fiktifku
Aku: “Halo Rere nungguin aku pulang dari kampus ya??”
Rere: “Iya,kamu kemana aja?? Aku kesepian di sini dari tadi.”
Aku: “Maaf ya,soalnya kan gak mungkin aku bolos kuliah,yaudah kita mau ngbrolin apa??”
Rere: “Mau ngobrolin tentang hubungan kita.sebenarnya kamu serius gak sih sama hubungan kita??”
Aku: “Serius dong,mana mungkin aku main-main,aku kan sangan menyayangi mu.”
Rere: “Aku juga sangat menyayangimu,jangan pergi dari aku ya.”
Aku: “Tentu saja”
Sepenggal obrolan yang biasa aku dan Rere lakukan. Wujud nyata di hadapan ku dan hanya fiktif belaka bagi semua orang. Ya itu lah Rere,gadis manis dengan rambut tergerai melewati bahu,memiliki bibir tipis dan tubuh yang lumayan ramping. Sehari-hari aku mengbrol dan memadu kasih dengan dirinya. Bercerita panjang lebar tentang bagaimana keadaan diri masing-masing. Rere paling tidak suka apabila aku pulang lama dan tak menemuinya. Dia juga sangat membenci wanita yang selalu berada di dekatku.
Rere yang selalu menemani hari-hariku di kala hati ku sepi akan candaan dengan seorang wanita. Dia menjadi tempat curhat yang sangat baik serta pendengar yang asik. Dia tidak pernah menyalahkan pendapatku,dia hanya meluruskan pemikiran ku yang subjektif terhadap sesuatu menjadi objektif. Rere menjadi sebuah ode pengusir rindu ku terhadap wanita. Bukannya aku tidak ingin dekat wanita tetapi,aku belum berani ingin mengulang kenangan masa pahit ku bersama dengan wanita. Penolakan serta putus dengan alasan yang tidak jelas menjadi bagian kisah cinta ku yang ingin ku lupakan.
Rere,begitu aku menyebut namanya pertama kali dan sampai sekarang aku senang memanggilnya dengan sebutan itu. Kami nyaman akan hubungan kami ini. Tapi sayang ketika pemikiran ku mulai pulih,Rere yang kulihat hanya sebuah dinding dingin yang keras serta diam. Semua nya hanya bayang imajinasi. Mungkin nanti Rere yang asli akan hadir di hidup ku. Tidak tahu kapan tapi yang pasti ada dan nanti.
Oleh @IvanMaatheus
Diambil dari http://pemandanganlangit.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment