Kepada Lolly.
Hai Lolly, kisah cinta apa lagi yang ingin kau kisahkan padaku. Tiap minggu petang aku selalu menunggu kehadiranmu di sana. Mengisahkan cinta yang baik, yang kau rekam dalam lensa kameramu. Ya cinta yang baik, cinta yang tak butuh alasan untuk tumbuh, cinta yang menghadirkan senyum ke tiap-tiap orang yang menyaksikannya. Memang beberapa kisahmu agak klise, tapi tetap saja menghadirkan senyum setidaknya di bibirku.
Kisahmu yang paling aku sukai adalah saat kau menceritakan tentang seorang seorang pria yang menyukai senyum seorang perempuan yang ditemuinya dan selalu dinantikannya di halte seberang jalan tempatnya menunggu bus. Benar, Lol, senyum adalah sesuatu yang paling sederhana yang bisa kita berikan untuk membahagiakan seseorang tanpa kita sadari.
Lolly, kamu sering sekali menceritakan kisah-kisah cinta yang baik. Tapi kisah cintamu sendiri jarang sekali kau ceritakan. Apakah kau orang yang introvert? Tidak kan. Seingatku, kau baru sekali menceritakan kisahmu. Kisah cintamu dengan seorang musisi yang kau temui di sebuah cafe. Saat itu kau diabaikan olehnya dan kau berkata, “Kamu adalah sesuatu yang aku tulis, tetapi aku bukanlah menjadi sesuatu yang kamu baca.” Kata-kata itu begitu menohokku. Dan aku bergumam dalam hati, musisi yang kau temui di cafe itu mungkin lelaki yang paling bodoh di dunia ini. Bisa-bisanya ia tak melihat dan membaca tulisan paling indah. Ya, kau cerita terindah, Lolly. Semisal aku menjadi lelaki itu, aku takkan pernah bosan membacanya berulang.
Bukan Lolly namanya kalau tidak bisa move on, dan membagi senyum, lalu menceritakan kisah-kisah cinta yang baik yang direkam dalam kameranya. Dan aku akan selalu menantikan kau membawakan kisah-kisah manis di tiap minggu petang.
Penggemarmu.
Oleh @acturindra buat @lollylove_trans Sumber: http://acturindra.tumblr.com
No comments:
Post a Comment