Solo, 4 Februari 2013.
Surat ini kualamatkan untuk pos cinta, guna menjawab tanyaku tentang cinta.
Beberapa waktu lalu aku membaca buku Cerita Hati : Ini Cinta Pertama. Di dalamnya, para penulis meringkas cinta pertama mereka dalam sebuah cerpen. Itu kisah nyata, katanya.
Ada yang merasakan cinta pertama waktu kelas 1 SD. Ada yang jatuh cinta untuk pertama kali waktu SMP atau SMA. Bahkan ada yang menyimpan cinta pertama -yang biasanya memang tidak terungkap- selama 18 tahun. Yang menarik, ada juga yang merasakan cinta pertama pada orang kelima.
Aku ingin tahu, yang mana cinta pertama ku?
Apa setiap kamu ingin cepat - cepat sampai ke sekolah, demi melihat dia di tempat parkir sepeda, itu cinta?
Apa ketika kamu mencari - cari cara untuk sekedar melihatnya dari balik jendela kelas, itu cinta?
Apa ketika kamu pergi ke tempat yang tidak biasa kamu datangi, karena ingin mendengar suaranya, itu cinta?
Aku (merasa) pernah merasakan yang itu. Yang ada kupu - kupu dalam perut, yang setelah pulang terasa seperti maag dan mual. Something they called eerie feelings.
Ada yang aku lupa, ada yang aku rasakan berulang kali. Cinta pertama, haruskah yang benar pertama? Apa bedanya dengan cinta monyet? Sebenarnya, fase mana dulu yang harus kita lalui, cinta monyet atau cinta pertama? Kalau cinta monyet terjadi antara anak dibawah umur, berarti setelah itu baru cinta pertama? Lantas, mereka yang merasakan pertama kali jatuh cinta pada usia dewasa, apa cinta monyet juga? Apa cinta monyet dan cinta pertama itu sama?
Teman - temanku menjawab, “Cinta pertama itu yang selamanya.”
Aku rasa, itu cinta sejati.
Teman - temanku menjawab, “Cinta pertama itu kekasih pertama.”
Aku rasa, sebelum kekasih pertama ada cinta yang tidak kamu resmikan.
Teman - temanku menjawab, “Cinta pertama adalah yang tak akan kamu lupa.”
Aku rasa, itu tergantung bagaimana kita mengingatnya, sebagai kisah kasih, atau cerita lama.
Lalu yang mana cinta pertama? Ada sebuah kutipan di satu cerita pendek dalam buku Cerita Hati : Ini Cinta Pertama. Aku suka, tapi aku sedikit lupa. Kurang lebih begini, “Yang jelas, cinta sejati tak akan terjadi sebelum cinta pertama.” Lalu, apa cinta pertama itu selalu bukan cinta sejati? Aku juga tidak tahu.
Kutanyakan pada mereka, “Apa cinta pertama kita sama dengan orang dengan orang itu? Apa kita juga cinta pertama nya?”
Teman - temanku menjawab, “Itu yang tidak pasti, mereka mungkin pernah mencintai orang lain lebih dulu.”
Tapi mau cinta pertama, atau terakhir -nantinya-, cinta adalah ketika kamu hanya perlu menjadi kamu, dalam zona nyaman kalian. Kalian. Bukan begitu?
Oleh @avirosas Sumber: http://avirosas.tumblr.com
No comments:
Post a Comment