05 February 2013

Malam Ini, 15 Menit Lagi, Dan Sementara Ada Aku?


Teruntuk: Kenangan Yang Tersimpan dalam Lipatan Ingatan

Iya, malam ini lima belas menit lagi aku akan segera menyelesaikan segala tulisan tentangmu. Tapi rinduku belum. Sekarang kita menjadi seperti orang asing. Hanya saling bertukar sapa di pagi hari. Aku hampir lupa, siapa yang memulai duluan? Aku atau kamu? Aku berani bertaruh demi apapun yang ada di bawah langit, bukan aku yang memulai.

Aku tidak sedang memojokkanmu. Malam ini, sebelum 15 menit lagi beraakhir, ada beberapa hal yang ingin kutuliskan. Malam ini. Iya, ada apa dengan malam ini sebenarnya tidak ada yang istimewa. Ini malam Senin. Seingatku, beberapa bulan lalu, malam Senin adalah malam dimana kamu berulangtahun.

Seharusnya waktu itu aku menghubungimu tepat di jarum jam 12. Tapi aku tidak melakukannya. Tau kenapa? Aku sudah menawarkannya, tapi kamu menolak. Sayangnya, yang terjadi beberapa setelah jarum panjang menunjuk angka tepat di dua belas, kita sempat berselisih paham. Kamu marah dan kecewa karena aku tidak menghubungimu. Sementara aku hanya terbodoh dengan semua kekesalanmu.

Berulang kali aku menjelaskan supaya kamu tak perlu marah apalagi kecewa. Tapi terus terang, aku tersentuh waktu kamu bilang bahwa kamu kecewa karena aku tak mengucapkan, “Selamat Ulang Tahun,” di pergantian hari ulangtahunmu. Membuat aku seperti dibutuhkan. Membuat aku seperti seseorang yang begitu istimewa karena katamu, “Mau sebanyak apapun ucappan ulangtahun dari teman-temanku, tetap saja kurang karena kamu tak mengucapkannya di malam pergantian ulangtahunku.”

Aku merasa istimewa. Atau aku berlebihan. Seperti orang pacaran saja pikirku kalau harus aku yang menghubungimu saat itu. Ah, aku ini kadang suka berpikir berlebihan. Padahal belum tentu demikian. Mana mungkin aku begitu istimewa di matamu. Mungkin waktu itu karena aku mengiyakan permintaanmu untuk menuliskan ‘Happy Birthday (namamu)’ ya? Yah, kalaupun begitu, baiklah.

Oh, ya, satu hal yang tak bisa terlupakan waktu itu adalah kalimatmu ini, “Karena seseorang yang aku mau melakukannya masih sangat jauh, sementara ada kamu,” saat aku menanyakan kenapa harus aku yang melakukannya. Coba perhatikan kata ‘sementara’ itu. Berarti kalau seseorang yang kamu mau akhirnya mau melakukannya, akhirnya kamu tak memerlukan aku lagi kan? Baiklah kalau demikian yang kamu maksud. Begitupun bisa aku terima.
Kamu, tega sekali ya..

Oleh @Judika_judik
Diambil dari http://judikabm.tumblr.com

No comments:

Post a Comment