26 January 2013

Surat Kaleng untuk @agilhakim

Kepada: @agilhakim


Selamat malam, dearest pria dengan brewok 8 hektar.

Kata orang, di setiap helaian janggut ada seorang bidadari yang bergelantungan. Dan aku bertanya-tanya mungkinkah itu alasanmu memelihara hutan lebat di bawah dagumu.

Entah apa yang merasuki sela-sela otakku sehingga mampu membuat jariku mampu menari menumpahkan diksi yang selama ini kurahasiakan karena terkunci rapat oleh malu. 

Kenapa mesti ada malu?
Karena hanya malu yang bisa melindungi aku dari anggapan 'freak' yang berpotensi dihujankan orang kepadaku karena aku sangat asing bagimu -Aku dan kamu hanya sama-sama hidup di bawah langit yang sama, berpijak di atas bumi yang sama, dalam kampus yang sama.

Kekonyolan selalu memenuhiku setiap kali memori membisikkan namamu, padahal aku pun tidak kenal kamu, meski rasa ingin tahu tentang kamu menyelinap terlalu dalam di kepalaku. Terlalu aneh memang, karena aku hanya bertemu kamu sebanyak tiga kali dalam hidupku.

Cukup tiga kali, dan kemudian bayanganmu yang sibuk tertawa bersama temanmu atau yang sedang diam berpikir menjadi pujaan retinaku.

Cukup tiga kali, dengan durasi beberapa detik. Aneh ya? Aku juga berpikir begitu. Kamu tidak mengerti? Sama. Tos!

Kamu pujaan retinaku.
Hanya itu yang ingin kusampaikan padamu, karena (kuharap) dengan menyampaikannya kepadamu bisa membuat retinaku berhenti memujamu dari sekarang.

Karena yang aku tahu, semakin retinaku memujamu, akan semakin besar kemungkinan hatiku diam-diam ikut memujamu. Dan diam-diam berharap aku akan bertemu dengan waktu dimana kamu akan mendatangiku yang sedang menyeduh kopi favoritmu.

Untuk sekarang, cukup Allah dan Rasul-Nya yang jadi pujaan hatiku, ya kan?
Dan yang aku tahu, aku akan selalu suka untaian diksi dari twittermu, dan hutan lebat di bawah dagumu.


Semoga bahagia selalu menyelinap dalam dadamu, 
Dari wanita pemilik retina yang memujamu.

No comments:

Post a Comment