13 February 2013

(It’s Not) My Last Letter


30 hari. 30 surat. 30 keberanian. 30 kebahagiaan.

Tiga puluh hari yang lalu aku hanya manusia yang kebosanan dengan hidup yang monoton. Kehidupan yang kurasa biasa dan tak ada seru-serunya. Aku baru saja kehilangan sesuatu dan aku ingin mendapat  sesuatu berbeda. Tetapi tak tahu apa. Hingga di suatu Minggu sore tiga belas Januari kulihat salah satu mention dari tukang posmu tentang program tahunanmu. Kubuka, kubaca, dan kurasa tak percuma aku mencoba. Terdorong pula oleh seorang kawan yang menunggu tulisanku untuk diizinkan dibaca dunia. Dengan sedikit waktu tersisa, akhirnya inilah justcallmefrancessa.wordpress.com. Kulahirkan bayi mungil pertamaku yang polos, bersih, putih, tanpa noda, tanpa kata. Setelah beberapa bulan kukandung di rahim pikiran.

Sehari, dua hari, terus hingga kini bayiku terasah untuk lebih peka melihat, mendengar, merasa. Sekitar, alam, binatang, manusia, dunia, bahkan diriku sendiri adalah sejumput inspirasi yang tak berhenti untuknya menyuguhkan sesuatu. Tak tahu mengapa menjadi begini. Dan ternyata aku baru saja menyadari bahwa bayi kecilku genap berusia sebulan hari ini. Selaput putih yang membuat matanya samar kala melihat mulai memudar. Sekarang mata, telinga, dan rasa mulai mengikuti gerakan tangan serta suara dunia. Menoleh ke kanan-kiri sungguh lucu sekali. Kau harus menengoknya kapan-kapan karena bayiku ini menggemaskan. Kuharap tiap bulan ia bertambah usia, bertambah kuat, dan bertambah bahagia ia. Tak ada seorang ibu yang tak cinta dan sayang pada anaknya. Meski aku hanya manusia biasa yang juga tak luput dari salah dosa, kuharap aku bisa mendidik bayi mungilku ini hingga dewasa. Hingga dia siap untuk kulepas, kutinggalkan dan meninggalkan ajaran yang kuturunkan untuk didengar dunia.

Bosse @PosCinta, terima kasihku atas perjumpaan kita di dunia maya. Setelah pertemuan itu beraniku untuk melahirkan bayi mungilku. Pertemuan selalu bergandengan dengan perpisahan. Tetapi dalam suatu perpisahan selalu ada pembelajaran dan pengalaman yang tak akan terlupa. Itulah yang kurasa. Aku belum melihat sosokmu yang seakan ada dua pribadi di situ. Ada kala begitu ketus dan genit layaknya wanita di setiap mention pertanyaan para pengirim surat ajukan. Tetapi di sisi lain begitu sabar dan tenang bak pria ketika mengirim tiap pucuk surat dengan fixie-mu ke seluruh penjuru dunia. Siapa pun kamu, kuingin sekali saja melihatmu secara nyata dalam lengkung senyum prangko, dengan gaya lompat-lompat di tumpukan surat, dan mohon izinkanku memelukmu walau hanya sejenak.

Jakarta, 12 Februari 2013
Dari aku,
Francessa


Ditulis oleh : @franc3ssa untuk bosse @PosCinta
Diambil dari http://justcallmefrancessa.wordpress.com

No comments:

Post a Comment