Dear Connie,
Ternyata kau berbeda dari yang kubayangkan selama ini. Kau tampak “matang”. Ibarat buah, kau matang di pohon dan siap menunggu jatuh tertiup angin atau dimakan kalong. Wajahmu yang sendu nan mistis, tampak judes jelita memancarkan rona susuk bunga kantil. Suatu kehormatan bisa bertatap muka denganmu, tapi yang kucari bukan Connie Sutedja.
Dear Connie,
Apakah aku baru saja berjalan menembus waktu? Kau sungguh trendy dengan potongan rambut ala Demi Moore di film Ghost. Di balik kepribadianmu yang nyinyir ketomboy-tomboy-an, ternyata kau adalah seorang gadis pemalu yang tak banyak bicara. Sungguh terharu bisa menemuimu di balik belenggu pintu cinta ini, tapi yang kucari bukan Connie Dio.
Dear Connie,
Selama ini kupikir kau adalah sesosok gadis molek bertubuh sintal, berkulit broken white, dan berambut hitam. Ternyata kini tubuhmu telah menyusut. Mungkin karena kau diet terlalu ketat. Rambut pirangmu mengingatkanku pada Lia Tiga Macan. Benar-benar mencermikan kepribadianmu yang tidak senonoh namun soleha. Bangga sekali bisa bersilaturahmi denganmu, tapi yang kucari bukan Connie Talbot.
Dear Connie,
Aku telah jauh mengembara, tapi tak kunjung kau kutemukan. Semua Connie yang kutemui, bukanlah Connie yang kucari. Entah sampai kapan aku kuat berkelana mencarimu. Mungkin kita memang tidak berjodoh, atau mungkin keberadaanmu tak lebih dari sekadar legenda. Hanya Tuhan dan Connie Nurlita yang tahu.
12 Februari
― si pengembara yang kehabisan ide
Ditulis oleh : @dennyed untuk @Dear_Connie
Diambil dari http://dennyed.tumblr.com
No comments:
Post a Comment